gerakan

gerakan
menanam1

Rabu, 06 Juli 2011

ASKEP GLAUKOMA KONGENITAL

A. Pengertian
Glaukoma
Adalah suatu keadaan
dimana tekanan bola
mata tidak normal.
Tekanan bola mata yang
normal dinyatakan
dengan tekanan air raksa
yaitu antara 15-20 mmHg.
Glaucoma Kongenital
· Peningkatan tekanan
didalam bola mata bayi
yang baru lahir (biasanya
pada kedua mata).
· Galukoma akibat
penyumbatan pengaliran
keluar cairan mata oleh
jaringan sudut bilik mata
yang terjadi oleh adanya
kelainan congenital.
· Glaucoma yang terjadi
sejak lahir
B. Klasifikasi
Scele mengemukakan
pembagian dalam :
· Glaukoma infamtum
Yang dapat tampak pada
waktu lahir atau pada
umur 1-3 tahun dan
menyebabkan
pembesaran pada bola
mata, karen dengan
elastisitasnya bola mata
membesar mengikuti
meningginya tekanan
intraokuler.
· Glaukoma yuvenilis
Didapatkan pada anak
yang lebih besar.
C. Etiologi
Kelainan ini akibat
terdapatnya membran
kongenital yang menutupi
sudut bilik mata pada saat
perkembangan bola mata,
kelainan pembentukan
kanal schlemm dan
saluran keluar cairan mata
yangtidak sempurna
terbentuk.
D. Factor resiko
1. Bila ada riwayat
penderita glaukoma pada
keluarga
2. Riwayat anggota
keluarga yang terkena
glaukoma
Untuk glaukoma jenis
tertentu, anggota
keluarga penderita
glaukoma mempunyai
risiko 6 kali lebih besar
mengalami glaukoma.
Risiko terbesar adalah
kakak-beradik kemudian
hubungan orang tua dan
anak-anak.
3. Obat-obatan
Pemakai steroid secara
rutin misalnya: Pemakai
obat tetes mata yang
mengandung steroid yang
tidak dikontrol oleh
dokter, obat inhaler untuk
penderita asthma, obat
steroid untuk radang
sendi dan pemakai obat
yang memakai steroid
secara rutin lainnya. Bila
anda mengetahui bahwa
anda pemakai obat-
abatan steroid secara
rutin, sangat dianjurkan
memeriksakan diri anda
ke dokter spesialis mata
untuk pendeteksian
glaukoma.
4. Riwayat trauma (luka
kecelakaan) pada mata.
E. Manifestasi klinik
- mata berair
- peka terhadap cahaya
- mata merah
- kornea tampak kabur
- kornea membesar.
- nyeri pada bagian mata
- ketajaman visual
berkurang
F. Pathofisiologi
Glaukoma kongenital
disebabkan adanya
peningkatan tekanan di
dalam bola mata
(intraokuler) yang disertai
dengan kelainan struktur
segmen depan bola mata.
Kelainan ini menyebabkan
air mata terbendung dan
mengakibatkan
peninggiantekanan bola
mata. Selanjutnya
peninggian tekanan bola
mata menyebabkan iris
bengkak dan meradang,
mengenai saraf optik yang
menyebabkan gangguan
penglihatan sehingga
terjadi perubahan sensori
motorik. Selain itu,
peninggian tekanan bola
mata menyebabkan
kelainan kornea sehingga
terjadi diameter kornea
lebih besar, kornea keruh
dan pandangan kabur.
G. Pathway
SHAPE \*
MERGEFORMAT
Kalainan struktur segmen
dalam bola mata
Obstruksi aliran aqueous
humor
Air mata terbendung
Peninggian tekanan bola
mata
Iris mengalami
peradangan
Kelainan kornea
Penekanan saraf optikus
Diameter kornea lebih
besar
pembengkakan
Saraf optikus keluar dari
bola mata
Selaput kornea menjadi
tipis dan keruh
Dx : Nyeri pada bagian
mata
Kematian serat-serat saraf
Kerusakan saraf
penglihatan
Dx : Resiko Cedera
Kornea keruh
Dx : Gangguan persepsi
sensori : visual
Gangguan penglihatan
Perubahan sensorik
motorik

H. Pemeriksaan
penunjang
· pemeriksaan retina
· pengukuran tekanan
intraokuler dengan
menggunakan tonometri
· pemeriksaan lapang
pandang
· pemeriksaan ketajaman
penglihatan
· pemeriksaan refraksi
· respon refleks pupil
· pemeriksaan slit lamp.
I. Penatalaksanaan
Pemeriksaan mata yang
dilakukan meliputi :
· Pengukuran tekanan
intraocular (dengan
tonometer), pemeriksaan
keadaan sudut bola mata
dengan genioskopi.
Sedangkan pemeriksaan
lapang pandangan mata
dengan alat perimetri.
· Pengecekan terhadap
kondisi syaraf mata
digunakan alat Heidelberg
Retinal Tomography (HRT)
atau Optical Coherence
Tomography (OCT).
Pemberianobat tetes
mata yang dilanjutkan
pemberian obat tablet.
Fungsiobat-obatan
tersebut untuk
menurunkan produksi
atau meningkatkan
keluarnya cairan akuos
humor. Cara ini
diharapkan dapat
menurunkan tekanan bagi
bola mata sehingga
dicapai tekanan yang
diinginkan. Agar efektif
pemberian obat dilakukan
secara terus menerus dan
teratur.
· Pemasangan keran
Ahmed Valve
Untuk mengatasi
glaukoma yang kondisinya
relatif parah, dokter akan
memasang keran buatan
yang populer disebut
ahmed valve. Nama ini
berasal dari nama
penemunya, yakni Ahmed,
wargaAmerika Serikat
(AS) asal Timur Tengah
yang pertama kali
menciptakan klep
tersebut sekitar 10 tahun
silam. Alat ini terbuat dari
bahan polymethyl
methacrylate (PMMA),
yakni bahan dasar lensa
tanam.
Ahmed valve ditanamkan
pada bola mata dengan
cara operasi. Bila tekanan
bola mata berada pada 18
mmHg maka klep
tersebut akan terbuka
sehingga cairan yang
tersumbat bisa keluar,
sehingga tekanan bola
mata otomatis akan
turun. Sebaliknya, klep
akan tertutup kembali bila
tekanan sudah berada di
bawah 18 mmHg
J. Komplikasi
Jika tidak diobati, bola
mata akan membesar dan
hampir dapat dipastikan
akan terjadi kebutaan.
K. Prognosis
Pembedahan yang segera
dilakukan setelah bayi
lahir akan memberikan
peluang terbaik untuk
menurunkan tekanan di
dalam mata dan untuk
mempertahankan fungsi
penglihatan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
 Tanda-tanda vital
 Identifikasi faktor risiko
dan riwayat keluarga
 Observasi perilaku anak
yang menunjukkan
gangguan penglihatan
 Kaji keluhan anak
 Pemeriksaan penunjang
B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
 Nyeri b.d. agen cidera
biologis.
 Gangguan persepsi
sensori : visual b.d.
perubahan sensori
motorik.
 Risiko cidera b.d.
gangguan visual
C. NURSING CARE PLAN
 Dx 1 : Nyeri b.d. agen
cidera biologis
• Tujuan :
a. Nyeri berkurang.
b. Berada pada tingkat
kenyamanan.
• Kriteria Hasil :
a. Tidak mengekspresikan
nyeri secara verbal atau
pada wajah.
b. Tingkat nyeri anak
berkurang atau hilang.
• Intervensi :
a. Kaji skala nyeri.
b. Meredakan nyeri
dengan balutan mata
untuk membatasi gerakan
mata.
c. Mengatur kamar atau
ruangan dengan cahaya
remang-remang.
d. Pemberian analgesik
dan antibiotik.
 Dx 2 : Gangguan
persepsi sensori : visual
b.d. perubahan sensori
motorik
• Tujuan :
Pencegahan deteriorisasi
visual yang lebih berat.
• Kriteria Hasil :
Anak dan keluarga
mampu memahami
kondisi yang terjadi.
• Intervensi :
a. Memberikan reorientasi
pada keluarga secara
berkala terhadap realitas
dan lingkungan
b. Memberikan penjelasan
dan pemahaman untuk
tindakan proteksi
terhadap anak.
 Dx 3 : Risiko cidera
b.d. gangguan visual
• Tujuan :
Risiko cidera menurun.
• Kriteria Hasil :
Pengendalian risko yang
ditunjukkan dengan :
a. Pantau faktor risiko
perilaku anak dan
lingkungan.
b. Mengembangkan dan
mengikuti strategi
pengendalian risiko.
c. Mengubah gaya hidup
untuk mengurangi risiko.
• Intervensi :
a. Pencegahan jatuh atau
trauma lain pada anak.
b. Pemantauan terhadap
anak.
c. Berikan materi dan
pendidikan yang
berhubungan dengan
strategi dan tindakan
untuk mencegah cidera.
BAB IV
KESIMPULAN
Glaukoma kongenital
adalah suatu keadaan
dimana tekanan bola
mata tidak normal yang
terjadi pada anak.
Klasifikasinya ada dua
macam, infantum dan
juvenil.Kelainan ini akibat
terdapatnya membran
kongenital yang menutupi
sudut bilik mata pada saat
perkembangan bola mata,
kelainan pembentukan
kanal schlemm dan
saluran keluar cairan mata
yang tidak sempurna
terbentuk. Manifestasi
klinisnya antara lainmata
berair peka terhadap
cahaya, mata merah,
kornea tampak kabur,
kornea membesar, nyeri
pada bagian mata dan
ketajaman visual
berkurang. Pemeriksaan
penunjang antara lain :
· pemeriksaan retina
· pengukuran tekanan
intraokuler dengan
menggunakan tonometri
· pemeriksaan lapang
pandang
· pemeriksaan ketajaman
penglihatan
· pemeriksaan refraksi
· respon refleks pupil
· pemeriksaan slit lamp.
Kebutaan dapat terjadi
sebagai komplikasi. Anak
dengan glaukoma
kongenital akan
mengalami kecacatan
penglihatan. Untuk itu
diperlukan dukungan dan
peran serta keluarga agar
menghindarkan anak dari
trauma atau kecelakaan
lain karena ketajaman
visual anak berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
- Whaley L.F. And D.L.
Wong, (1995). Nursing
Care Of Infants and
Children. St. Louis : Mosby
year Book
- Mary E, Muscari. 2005.
Keperawatan Pediatrik,
Jakarta : EGC
- Evelyn C, Pearce. 1990.
Anatomi dan Fisiologi
Untuk Paramedis. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka
Utama
- Wong, L Wong. 2003.
Pedoman Klinis
Keperawatan Pediatrik.
Jakarta : EGC
- _______. 1998. Buku
Kuliah 2 Ilmu Kesehatan
Anak, Jakarta : Info
medika
- Hurlock B, Elizabeth.
1993. Perkembangan
Anak. Jakarta : Erlangga
- NANDA
- NIC
- NOC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar