Ada
yang istimewa pada
Ramadan tahun ini bagi
Indonesia. Sebab
peringatan Nuzulul
Qur'an pada 17 Ramadan
mendatang bertepatan
dengan HUT
Kemerdekaan RI 17
Agustus.
"Ramadan tahun ini
momentum yang sangat
istimewa untuk bangsa
kita. Peringatan Nuzulul
Quran pada 17 Ramadan
nanti akan bertepatan
dengan hari
kemerdekaan," kata
Ketua Umum PBNU KH
Said Aqil Siroj melalui
keterangan tertulis PBNU
yang diterima detikcom,
Minggu (7/8/2011).
Beberapa kali Ramadan
bertepatan dengan bulan
ulang tahun kemerdekaan
RI. Namun baru kali ini
peringatan Nuzulul
Qur'an berbarengan
dengan HUT
Kemerdekaan RI.
Pria yang akrab disapa
Kang Said ini
berpendapat,
keistimewaan Ramadan
bagi Indonesia akan lebih
terasa jika lagu
kabangsaan
dikumandangkan
beriringan dengan
pelafalan ayat-ayat suci Al
Qur'an. Dia berpendapat,
hal ini bisa menjadi
perpaduan yang sangat
harmonis.
"Dan tentunya akan
sangat menyejukkan.
Tidak hanya di hati, tapi
juga untuk kembali
menenangkan gejolak
yang selama ini ada,"
tambahnya.
Dia mengimbuhkan,
dalam catatan sejarah,
kemerdekaan Indonesia
pada tahun 1945 juga
bertepatan dengan bulan
Ramadan, tepatnya pada
hari ke sembilan. Tahun
ini juga untuk kesekian
kalinya peringatan
kemerdekaan bertepatan
dengan puasa. Karena itu
diharapkan bisa memacu
semangat kebangsaan
masyarakat, khususnya
warga Nahdhliyin, untuk
bersama-sama
membangun Indonesia
menjadi lebih baik.
"Di zaman nabi, sejumlah
perang juga dimenangkan
justru saat bulan
Ramadan. Artinya
Ramadan juga bulan
perjuangan, tidak hanya
untuk pribadi muslimin,
tapi juga untuk
kehidupannya sebagai
warga negara," ucap Kang
Said.
SUMBER: DETIK.COM
gerakan
Minggu, 07 Agustus 2011
Kamis, 04 Agustus 2011
Unik, Al Quran Kuno dengan Terjemahan Belanda
Museum
Radya Pustaka yang
menyimpan benda
peninggalan raja-raja
Surakarta punya koleksi
unik: Al Quran yang
diterjemahkan dalam
bahasa Belanda.
Al Quran berbahasa
Belanda ini dibuat tahun
1934 dengan tulisan De
Heilige Qoer-an. Koleksi
ini ada satu di museum
Radya Pustaka dengan
kode koleksi 666. Kondisi
dari buku ini layaknya
buku kuno yang sudah
tersimpan lama. Warna
kertas berwarna kuning
kecokelatan dan ada
beberapa halaman yang
sudah terlepas.
Ketua Komite Museum
Radya Pustaka, Sandjata
mengakui tak bisa
menjelaskan secara
gamblang mengapa dan
kapan koleksi tersebut
ada di museum tersebut.
Pasalnya, Al Quran
tersebut secara tidak
sengaja ditemukan oleh
staf museum dan praktek
kerja lapangan (PKL) dari
Universitas Sebelas Maret
(UNS) pada tahun 2009.
Awalnya, kitab suci
tersebut hanya tersimpan
di gudang.
“Saya tak tahu kapan dan
mengapa ada di museum.
Apa karena pada tahun
tersebut terkait dengan
penjajahan Belanda, toh
dulu bangunan museum
ini juga bangunan
Belanda, “ ucap dia
kepada VIVAnews.com, 4
Agustus 2011.
Meski demikian, Sandjata
hanya bisa menjelaskan
bahwa Al Quran
terjemahan tersebut
dibuat tahun 1934. “Nah
ini di bawah tertulis tahun
1934. Jadi kemungkinan
itu tahun pembuatannya.
Saya tidak bisa
menjelaskan lebih lanjut
karena saya tidak bisa
Bahasa Belanda, “ tambah
dia.
Ditilik lebih dalam, Al
Quran terjemahan ini
memiliki ketebalan kurang
lebih 10 centimeter.
Dilihat dari halaman per
halaman terbagi dalam
dua bagian. Satu sisi kiri
dengan tulisan Arab dan
samping kanannya
menunjukkan terjemahan
dalam bahasa Belanda. Al
Quran ini lengkap berisi 30
juz.
SUMBER: VIVAnews.com
Radya Pustaka yang
menyimpan benda
peninggalan raja-raja
Surakarta punya koleksi
unik: Al Quran yang
diterjemahkan dalam
bahasa Belanda.
Al Quran berbahasa
Belanda ini dibuat tahun
1934 dengan tulisan De
Heilige Qoer-an. Koleksi
ini ada satu di museum
Radya Pustaka dengan
kode koleksi 666. Kondisi
dari buku ini layaknya
buku kuno yang sudah
tersimpan lama. Warna
kertas berwarna kuning
kecokelatan dan ada
beberapa halaman yang
sudah terlepas.
Ketua Komite Museum
Radya Pustaka, Sandjata
mengakui tak bisa
menjelaskan secara
gamblang mengapa dan
kapan koleksi tersebut
ada di museum tersebut.
Pasalnya, Al Quran
tersebut secara tidak
sengaja ditemukan oleh
staf museum dan praktek
kerja lapangan (PKL) dari
Universitas Sebelas Maret
(UNS) pada tahun 2009.
Awalnya, kitab suci
tersebut hanya tersimpan
di gudang.
“Saya tak tahu kapan dan
mengapa ada di museum.
Apa karena pada tahun
tersebut terkait dengan
penjajahan Belanda, toh
dulu bangunan museum
ini juga bangunan
Belanda, “ ucap dia
kepada VIVAnews.com, 4
Agustus 2011.
Meski demikian, Sandjata
hanya bisa menjelaskan
bahwa Al Quran
terjemahan tersebut
dibuat tahun 1934. “Nah
ini di bawah tertulis tahun
1934. Jadi kemungkinan
itu tahun pembuatannya.
Saya tidak bisa
menjelaskan lebih lanjut
karena saya tidak bisa
Bahasa Belanda, “ tambah
dia.
Ditilik lebih dalam, Al
Quran terjemahan ini
memiliki ketebalan kurang
lebih 10 centimeter.
Dilihat dari halaman per
halaman terbagi dalam
dua bagian. Satu sisi kiri
dengan tulisan Arab dan
samping kanannya
menunjukkan terjemahan
dalam bahasa Belanda. Al
Quran ini lengkap berisi 30
juz.
SUMBER: VIVAnews.com
Rabu, 03 Agustus 2011
9 Tips Agar Tetap Sehat Selama Puasa
Selama berpuasa tubuh
tidak mendapatkan
asupan makanan maupun
cairan sekitar 14 jam.
Oleh karena itu, penting
bagi Anda untuk
memerhatikan pola
makan dan pola tidur
agar bisa menjalani puasa
dengan baik. Simak
sembilan tips sehat
selama puasa seperti
yang dikutip dari About.
1. Sebelum mulai
berpuasa, ada baiknya
untuk mengonsultasikan
kesehatan Anda dengan
dokter. Tanyakan
mengenai pola makan,
waktu yang tepat untuk
meminum obat atau
multivitamin dan juga
jenis olahraga yang boleh
dilakukan selama
berpuasa.
2. Peran sahur saat
berpuasa sangatlah
penting. Menu yang
dimakan bisa
memengaruhi kerja tubuh
Anda selama seharian
penuh. Konsumsilah
makanan yang
mengandung karbohidrat
kompleks seperti ubi,
jagung, singkong,
oatmeal, roti gandum dan
nasi merah karena bantu
menahan kenyang lebih
dari 6 jam. Protein, buah,
sayur serta air putih yang
cukup juga bantu
menjaga stamina Anda
selama puasa.
3. Hindari mengonsumsi
makanan berminyak.
Makanan ini akan
membuat sel darah
merah menggumpal
sehingga menyebabkan
aliran oksigen menjadi
berkurang hingga 20
persen. Akibatnya Anda
akan mengantuk pada
siang hari.
4. Ketika udara semakin
panas dan terik, usahakan
untuk beraktivitas di
dalam ruangan yang
dingin atau tempat teduh.
Batasi pula aktivitas fisik
agar Anda tidak mudah
lelah.
5. Berbuka puasa dengan
makan secukupnya.
Langsung memakan
banyak makanan hanya
akan membuat perut
terasa sesak akibat
lambung akan mengecil
dan enzim-enzim
pencernaan berkurang.
Para pakar kesehatan
menganjurkan untuk
makan secara bertahap,
mulai dari air putih
beberapa teguk, sedikit
makanan manis, dan
selang minimal setengah
atau satu jam baru
makan besar.
6. Banyak orang yang
keliru mengartikan
maksud dari 'berbuka
dengan yang manis'.
Mengonsumsi makanan
atau minuman manis
memang baik dilakukan
pada saat buka puasa,
agar dapat segera
memulihkan energi
setelah seharian
berpuasa. Tapi yang keliru
adalah porsi makanan
atau minuman manis
yang dikonsumsi terlalu
banyak, apalagi jika rasa
manis tersebut terbuat
dari gula.
7. Pada saat makan
malam, pastikan untuk
tidak makan terlalu
banyak untuk mencegah
obesitas. Selain itu,
hindari meminum kopi
dan soda karena bisa
buat Anda sulit tidur dan
menimbun banyak lemak.
Ganti kedua minuman
tersebut dengan air
mineral dan jus buah.
8. Lakukan olahraga
ringan saat malam hari.
Misalnya dengan berjalan
kaki selama 15 hingga 20
menit setelah makan
malam.
9. Selain memerhatikan
asupan makanan,
pengaturan pola tidur
juga merupakan hal yang
penting. Mengantuk
selama puasa bukanlah
disebabkan karena tak
makan dan minum
seharian, melainkan
karena tak memiliki
waktu tidur yang cukup.
Jika harus bangun pagi
untuk menyiapkan makan
sahur, maka pada malam
harinya Anda tidak boleh
begadang untuk
keperluan yang tidak
terlalu penting.
Kalaupun tidur malamnya
masih tidak mencukupi,
luangkan waktu 20-30
menit untuk melakukan
power-nap di siang hari.
Tidur siang yang singkat
tapi berkualitas akan
bantu memulihkan energi
Anda.
SUMBER: DETIK.COM
tidak mendapatkan
asupan makanan maupun
cairan sekitar 14 jam.
Oleh karena itu, penting
bagi Anda untuk
memerhatikan pola
makan dan pola tidur
agar bisa menjalani puasa
dengan baik. Simak
sembilan tips sehat
selama puasa seperti
yang dikutip dari About.
1. Sebelum mulai
berpuasa, ada baiknya
untuk mengonsultasikan
kesehatan Anda dengan
dokter. Tanyakan
mengenai pola makan,
waktu yang tepat untuk
meminum obat atau
multivitamin dan juga
jenis olahraga yang boleh
dilakukan selama
berpuasa.
2. Peran sahur saat
berpuasa sangatlah
penting. Menu yang
dimakan bisa
memengaruhi kerja tubuh
Anda selama seharian
penuh. Konsumsilah
makanan yang
mengandung karbohidrat
kompleks seperti ubi,
jagung, singkong,
oatmeal, roti gandum dan
nasi merah karena bantu
menahan kenyang lebih
dari 6 jam. Protein, buah,
sayur serta air putih yang
cukup juga bantu
menjaga stamina Anda
selama puasa.
3. Hindari mengonsumsi
makanan berminyak.
Makanan ini akan
membuat sel darah
merah menggumpal
sehingga menyebabkan
aliran oksigen menjadi
berkurang hingga 20
persen. Akibatnya Anda
akan mengantuk pada
siang hari.
4. Ketika udara semakin
panas dan terik, usahakan
untuk beraktivitas di
dalam ruangan yang
dingin atau tempat teduh.
Batasi pula aktivitas fisik
agar Anda tidak mudah
lelah.
5. Berbuka puasa dengan
makan secukupnya.
Langsung memakan
banyak makanan hanya
akan membuat perut
terasa sesak akibat
lambung akan mengecil
dan enzim-enzim
pencernaan berkurang.
Para pakar kesehatan
menganjurkan untuk
makan secara bertahap,
mulai dari air putih
beberapa teguk, sedikit
makanan manis, dan
selang minimal setengah
atau satu jam baru
makan besar.
6. Banyak orang yang
keliru mengartikan
maksud dari 'berbuka
dengan yang manis'.
Mengonsumsi makanan
atau minuman manis
memang baik dilakukan
pada saat buka puasa,
agar dapat segera
memulihkan energi
setelah seharian
berpuasa. Tapi yang keliru
adalah porsi makanan
atau minuman manis
yang dikonsumsi terlalu
banyak, apalagi jika rasa
manis tersebut terbuat
dari gula.
7. Pada saat makan
malam, pastikan untuk
tidak makan terlalu
banyak untuk mencegah
obesitas. Selain itu,
hindari meminum kopi
dan soda karena bisa
buat Anda sulit tidur dan
menimbun banyak lemak.
Ganti kedua minuman
tersebut dengan air
mineral dan jus buah.
8. Lakukan olahraga
ringan saat malam hari.
Misalnya dengan berjalan
kaki selama 15 hingga 20
menit setelah makan
malam.
9. Selain memerhatikan
asupan makanan,
pengaturan pola tidur
juga merupakan hal yang
penting. Mengantuk
selama puasa bukanlah
disebabkan karena tak
makan dan minum
seharian, melainkan
karena tak memiliki
waktu tidur yang cukup.
Jika harus bangun pagi
untuk menyiapkan makan
sahur, maka pada malam
harinya Anda tidak boleh
begadang untuk
keperluan yang tidak
terlalu penting.
Kalaupun tidur malamnya
masih tidak mencukupi,
luangkan waktu 20-30
menit untuk melakukan
power-nap di siang hari.
Tidur siang yang singkat
tapi berkualitas akan
bantu memulihkan energi
Anda.
SUMBER: DETIK.COM
Bahaya Minum Pil Penunda Haid Saat Puasa
Terdapat sebuah
kebiasaan baru di
kalangan wanita di Saudi,
terutama yang belum
menikah untuk
mengonsumsi obat
penunda haid di bulan
Ramadhan. Hal ini
dilakukan agar kegiatan
puasa mereka tidak
terganggu dengan siklus
haid yang datang tiap
bulannya.
"Ini dikarenakan
keinginan mereka untuk
bisa menikmati puasa di
bulan Ramadhan tanpa
harus kehilangan
beberapa hari akibat
menstruasi. Banyak
wanita yang melakukan
hal ini, termasuk wanita
yang belum menikah.
Penjualan tablet penunda
haid jadi meningkat
seiring dengan datangnya
bulan Ramadhan," ujar
seorang apoteker di Taif,
Mekkah pada jurnal
harian Al-Watan.
Sayangnya keputusan
para wanita itu untuk
membeli obat penunda
haid seperti Primolut N,
tidak didukung dengan
pengetahuan mengenai
efek samping. Menurut
sang apoteker, para
wanita di Saudi sengaja
menjalin pertemanan
dengan apoteker agar
bisa membeli obat tanpa
resep dokter.
Primolut N sendiri
mengandung bahan aktif
produk sintesis hormon
progesteron yang mirip
dengan hormon alami
wanita. Tablet ini
biasanya digunakan untuk
mengatasi gangguan
menstruasi dan untuk
mengobati gangguan
dalam pendarahan
bulanan, keluhan
pramenstruasi, keluhan
siklus haid dan yang
berhubungan dengan
payudara, endometriosis
serta pendarahan
menstruasi berat.
Dr Hanan Oyara,
konsultan Ginekologi di
Al-Amin Hospital di Taif,
memperingatkan para
wanita muda yang
mengenai efek samping
dari obat itu.
"Menggunakan tablet ini
bisa mengakibatkan
komplikasi kesehatan
yang serius, termasuk
kemungkinan adanya
kemandulan," ujarnya.
Hal yang sama juga
dikatakan oleh Dr Fatima
Younis, internis di rumah
sakit yang sama,
menjelaskan bahwa
Primolut N bisa
mengakibatkan
komplikasi serius pada
wanita kerena
kekurangan hormon.
Namun, beberapa sumber
medis lain justru malah
menampik adanya efek
negatif dari obat tersebut.
Dr Dalal Namnaqani,
konsultan ahli patologi di
Rumah Sakit Spesialis
King Abdul Aziz di Taif,
mengatakan bahwa
mengkonsumsi obat ini
harus di bawah
pengawasan medis dan
bahwa kuantitas
seharusnya terbatas dan
hanya untuk jangka
waktu sementara. "Tidak
ada efek serius jika para
wanita muda
menggunakan hanya
sekali," katanya.
Hal ini diperkuat dengan
adanya fatwa dari Sarjana
Saudi Sheikh Abdul
Mohsen Al-Obaikan,
bahwa penggunaan
diperbolehkan. Tetapi
dengan catatan, obat ini
tidak berbahaya dengan
kesehatan orang yang
mengonsumsinya.
SUMBER: DETIK.COM
kebiasaan baru di
kalangan wanita di Saudi,
terutama yang belum
menikah untuk
mengonsumsi obat
penunda haid di bulan
Ramadhan. Hal ini
dilakukan agar kegiatan
puasa mereka tidak
terganggu dengan siklus
haid yang datang tiap
bulannya.
"Ini dikarenakan
keinginan mereka untuk
bisa menikmati puasa di
bulan Ramadhan tanpa
harus kehilangan
beberapa hari akibat
menstruasi. Banyak
wanita yang melakukan
hal ini, termasuk wanita
yang belum menikah.
Penjualan tablet penunda
haid jadi meningkat
seiring dengan datangnya
bulan Ramadhan," ujar
seorang apoteker di Taif,
Mekkah pada jurnal
harian Al-Watan.
Sayangnya keputusan
para wanita itu untuk
membeli obat penunda
haid seperti Primolut N,
tidak didukung dengan
pengetahuan mengenai
efek samping. Menurut
sang apoteker, para
wanita di Saudi sengaja
menjalin pertemanan
dengan apoteker agar
bisa membeli obat tanpa
resep dokter.
Primolut N sendiri
mengandung bahan aktif
produk sintesis hormon
progesteron yang mirip
dengan hormon alami
wanita. Tablet ini
biasanya digunakan untuk
mengatasi gangguan
menstruasi dan untuk
mengobati gangguan
dalam pendarahan
bulanan, keluhan
pramenstruasi, keluhan
siklus haid dan yang
berhubungan dengan
payudara, endometriosis
serta pendarahan
menstruasi berat.
Dr Hanan Oyara,
konsultan Ginekologi di
Al-Amin Hospital di Taif,
memperingatkan para
wanita muda yang
mengenai efek samping
dari obat itu.
"Menggunakan tablet ini
bisa mengakibatkan
komplikasi kesehatan
yang serius, termasuk
kemungkinan adanya
kemandulan," ujarnya.
Hal yang sama juga
dikatakan oleh Dr Fatima
Younis, internis di rumah
sakit yang sama,
menjelaskan bahwa
Primolut N bisa
mengakibatkan
komplikasi serius pada
wanita kerena
kekurangan hormon.
Namun, beberapa sumber
medis lain justru malah
menampik adanya efek
negatif dari obat tersebut.
Dr Dalal Namnaqani,
konsultan ahli patologi di
Rumah Sakit Spesialis
King Abdul Aziz di Taif,
mengatakan bahwa
mengkonsumsi obat ini
harus di bawah
pengawasan medis dan
bahwa kuantitas
seharusnya terbatas dan
hanya untuk jangka
waktu sementara. "Tidak
ada efek serius jika para
wanita muda
menggunakan hanya
sekali," katanya.
Hal ini diperkuat dengan
adanya fatwa dari Sarjana
Saudi Sheikh Abdul
Mohsen Al-Obaikan,
bahwa penggunaan
diperbolehkan. Tetapi
dengan catatan, obat ini
tidak berbahaya dengan
kesehatan orang yang
mengonsumsinya.
SUMBER: DETIK.COM
Ciri-Cira Malam Lailatul QadarCiri-Cira Malam Lailatul Qadar
Sebagaimana kita ketahui,
Allah menurunkan Al
Quran dalam bulan
Ramadan dan malam
turunnya Al Quran itu
adalah malam qadar,
malam yang penuh
keberkatan sebagaimana
disampaikan oleh Allah
dalam firmannya:
“Sesungguhnya kami
telah menurunkan Al
Quran pada malam Al
Qadar dan tahukah
kamu apa yang
dimaksud dengan
malam kemuliaan (Al
Qadar) itu? Malam
kemuliaan itu lebih
baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun
para malaikat dan Ruh
(Jibril) dengan izin
Tuhannya untuk
mengatur semua
urusan. Sejahterahlah
(malam itu) sampai
terbit fajar.“ (QS.Al
Qadr ayat 1-5)
Juga diriwayatkan oleh HR
Bukhari dari Aisyah,
Rasulullah bersabda:
“Carilah dengan hati-
hati sekali malam Al
Qadar itu di malam-
malam yang ganjil dari
puluhan yang akhir dari
Ramadan.”
Dari firman Allah dan
hadis tersebut di atas kita
mengetahui bahwa malam
Lailatul Qadar terjadi
dalam bulan Ramadan
pada malam-malam ganjil
pada sepuluh hari terakhir
bulan Ramadan. Karena
tidak ada seorang
manusiapun yang
mengetahui kapan malam
yang nilainya sama
dengan seribu bulan itu
akan datang, terlebih lagi
di negeri kita sering terjadi
perbedaan penetapan
awal Ramadan yang
menyebabkan perbedaan
jatuhnya hari-hari ganjil
pada sepuluh hari
terakhir.
Maka sebaiknya di setiap
malam sepuluh hari
terakhir itu kita selalu
mempersiapkan diri untuk
menyambut datangnya
malam Lailatul Qadar
dengan memperbanyak
ibadah, yaitu
memperbanyak salat,
istighfar, tahlil, tahmid
dan ibadah-ibadah
lainnya.
Banyak pertanyaan
apakah ciri-ciri datangnya
malam Lailatul Qadar itu?
Tentang ciri-ciri malam
Lailatul Qadar banyak
ulama yang bebeda
pendapat, tetapi berikut
ini adalah ciri-ciri
datangnya malam Lailatul
Qadar yang sering
diceramahkan ataupun
dituliskan oleh para
ulama:
Pertama, orang yang
mendapatkan Lailatul
Qadar (keberuntungan
pahala dari sisi Allah)
pada malam itu akan
melihat seluruh benda
dan makhluk di muka
bumi ini bersujud kepada
Allah.
Kedua, orang yang
mendapatkan Lailatul
Qadar (keberuntungan
pahala dari sisi Allah)
akan melihat semuanya
terang benderang
walaupun suasananya di
tengah malam.
Ketiga, orang yang
mendapatkan Lailatul
Qadar (keberuntungan
pahala dari sisi Allah) itu
mendengar salam
malaikat dan tutur
katanya.
Keempat, orang yang
mendapatkan Lailatul
Qadar (keberuntungan
pahala dari sisi Allah) itu
dikabulkan segala doanya.
Dan kelima, orang yang
mendapatkan Lailatul
Qadar (keberuntungan
pahala dari sisi Allah) itu
tidak disyaratkan melihat
tanda apa-apa.
Karena bulan Ramadan
adalah bulan yang utama,
bulan yang penuh berkat
sebagaimana telah
dijanjikan Allah, kiranya
akan lebih baik kita
memperbanyak ibadah
terlebih lagi di sepuluh
hari terakhir Ramadan
dengan tidak usah
mengingat ciri-ciri malam
Lailatul Qadar.
(Ditulis berdasarkan
referensi Al Qur’an, Buku
Pedoman Puasa, Prof. DR.
T.M Hasbi Ash Shiddieqy
dan Buku Puasa Ramadan,
DR. H. Ridjaluddin F.N;
M.Ag).
sumber
detikramadhan.com
Allah menurunkan Al
Quran dalam bulan
Ramadan dan malam
turunnya Al Quran itu
adalah malam qadar,
malam yang penuh
keberkatan sebagaimana
disampaikan oleh Allah
dalam firmannya:
“Sesungguhnya kami
telah menurunkan Al
Quran pada malam Al
Qadar dan tahukah
kamu apa yang
dimaksud dengan
malam kemuliaan (Al
Qadar) itu? Malam
kemuliaan itu lebih
baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun
para malaikat dan Ruh
(Jibril) dengan izin
Tuhannya untuk
mengatur semua
urusan. Sejahterahlah
(malam itu) sampai
terbit fajar.“ (QS.Al
Qadr ayat 1-5)
Juga diriwayatkan oleh HR
Bukhari dari Aisyah,
Rasulullah bersabda:
“Carilah dengan hati-
hati sekali malam Al
Qadar itu di malam-
malam yang ganjil dari
puluhan yang akhir dari
Ramadan.”
Dari firman Allah dan
hadis tersebut di atas kita
mengetahui bahwa malam
Lailatul Qadar terjadi
dalam bulan Ramadan
pada malam-malam ganjil
pada sepuluh hari terakhir
bulan Ramadan. Karena
tidak ada seorang
manusiapun yang
mengetahui kapan malam
yang nilainya sama
dengan seribu bulan itu
akan datang, terlebih lagi
di negeri kita sering terjadi
perbedaan penetapan
awal Ramadan yang
menyebabkan perbedaan
jatuhnya hari-hari ganjil
pada sepuluh hari
terakhir.
Maka sebaiknya di setiap
malam sepuluh hari
terakhir itu kita selalu
mempersiapkan diri untuk
menyambut datangnya
malam Lailatul Qadar
dengan memperbanyak
ibadah, yaitu
memperbanyak salat,
istighfar, tahlil, tahmid
dan ibadah-ibadah
lainnya.
Banyak pertanyaan
apakah ciri-ciri datangnya
malam Lailatul Qadar itu?
Tentang ciri-ciri malam
Lailatul Qadar banyak
ulama yang bebeda
pendapat, tetapi berikut
ini adalah ciri-ciri
datangnya malam Lailatul
Qadar yang sering
diceramahkan ataupun
dituliskan oleh para
ulama:
Pertama, orang yang
mendapatkan Lailatul
Qadar (keberuntungan
pahala dari sisi Allah)
pada malam itu akan
melihat seluruh benda
dan makhluk di muka
bumi ini bersujud kepada
Allah.
Kedua, orang yang
mendapatkan Lailatul
Qadar (keberuntungan
pahala dari sisi Allah)
akan melihat semuanya
terang benderang
walaupun suasananya di
tengah malam.
Ketiga, orang yang
mendapatkan Lailatul
Qadar (keberuntungan
pahala dari sisi Allah) itu
mendengar salam
malaikat dan tutur
katanya.
Keempat, orang yang
mendapatkan Lailatul
Qadar (keberuntungan
pahala dari sisi Allah) itu
dikabulkan segala doanya.
Dan kelima, orang yang
mendapatkan Lailatul
Qadar (keberuntungan
pahala dari sisi Allah) itu
tidak disyaratkan melihat
tanda apa-apa.
Karena bulan Ramadan
adalah bulan yang utama,
bulan yang penuh berkat
sebagaimana telah
dijanjikan Allah, kiranya
akan lebih baik kita
memperbanyak ibadah
terlebih lagi di sepuluh
hari terakhir Ramadan
dengan tidak usah
mengingat ciri-ciri malam
Lailatul Qadar.
(Ditulis berdasarkan
referensi Al Qur’an, Buku
Pedoman Puasa, Prof. DR.
T.M Hasbi Ash Shiddieqy
dan Buku Puasa Ramadan,
DR. H. Ridjaluddin F.N;
M.Ag).
sumber
detikramadhan.com
Selasa, 02 Agustus 2011
Berakhlak dengan Sifat- sifat Tuhan
Tujuan akhir puasa tak
pernah mengalami
perubahan yakni
mencapai takwa. Salah
satu jalannya adalah
berakhlak dengan sifat-
sifat Tuhan.
M Quraish Shihab, guru
besar Tafsir Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
dalam bukunya,
Membumikan Al-Qur'an
menulis, dalam
kehidupannya, manusia
memiliki banyak
kebutuhan.
Secara garis besarnya,
dapat dikelompokkan
pada lima kebutuhan
pokok yakni (a)
kebutuhan fa'ali (makan,
minum dan kebutuhan
seksual); (b) kebutuhan
akan ketenteraman dan
keamanan; (c) kebutuhan
akan ketertarikan pada
kelompok; (d) kebutuhan
akan rasa penghormatan;
dan (e) kebutuhan akan
pencapaian cita-cita.
Menurutnya, kebutuhan
kedua tidak akan
mendesak manusia
sebelum kebutuhan
pertama terpenuhi.
Bahkan, seseorang dapat
mengorbankan kebutuhan
berikutnya bila kebutuhan
sebelumnya belum
terpenuhi. "Sebaliknya,
seseorang yang mampu
mengendalikan dirinya
dalam kebutuhan
pertama, akan dengan
mudah mengendalikan
kebutuhan-kebutuhannya
yang berada pada posisi
berikutnya," ujar Quraish.
Dalam berpuasa,
lanjutnya, dari segi hukum
puasa, seseorang
berkewajiban
mengendalikan dirinya
berkaitan dengan
kebutuhan-kebutuhan
fa'ali dalam waktu-waktu
tertentu. Dalam berpuasa,
yang bersangkutan juga
sekaligus berusaha
mengembangkan
potensinya agar
membentuk dirinya sesuai
dengan 'peta' Tuhan
dengan jalan mencontoh
Tuhan dalam sifat-
sifatnya.
Karena itu, Rasullullah
saw bersabda,
"Berakhlaklah
(bersifatlah) kamu
sekalian dengan sifat-sifat
Tuhan."
Ditinjau dari hukum
puasa, lanjut Quraish, sifat
Tuhan yang diusahakan
untuk diteladani oleh yang
berpuasa adalah: (1)
bahwa Dia (Tuhan)
memberikan makan dan
tidak diberi makan (QS 6:
14); dan (2) Dia tidak
memiliki teman wanita
(istri) (QS 6: 101).
Kedua hal tersebut,
menurutnya, terpilih
untuk diteladani karena
keduanya merupakan,
kebutuhan fa'ali manusia
yang terpenting.
Keberhasilan dalam
pengendaliannya
mengantar kepada
kesuksesan
mengendalikan
kebutuhan-kebutuhan
lainnya.
Demikian pula dengan
sifat 'Rahman' (Maha
Pengasih) dan
'Rahim' (Maha Penyayang)
. Sifat-sifat ini dituntut
pula untuk diteladani
sehingga rahmat dan
kasih sayang tadi terasa
bagi seluruh makhluk
Tuhan.
Demikian seterusnya
dengan sifat-sifat Tuhan
lainnya yang harus
dihayati esensinya untuk
diteladani sesuai dengan
kemampuannya sebagai
manusia. "Dengan
mencontoh sifat-sifat
Tuhan, berarti
membangun dan
memakmurkan bumi ini
sehingga pada akhirnya,
bumi ini menjadi 'bayang-
bayang' surga yang penuh
dengan keamanan dan
kedamaian, serta
pemenuhan segala
kebutuhan hidup manusia
seperti sandang, pangan
dan papan," urai Quraish.
Seseorang yang berusaha
meneladani Tuhan dalam
sifat-sifat-Nya,
digambarkan oleh filosof
muslim Ibn Sina,
"Seseorang yang bebas
dari ikatan raganya, dalam
dirinya terdapat sesuatu
yang tersembunyi, namun
dari dirinya tampak
sesuatu yang nyata. Ia
akan selalu gembira dan
banyak tersenyum. Betapa
tidak, karena hatinya telah
dipenuhi kegembiraan
sejak sejak ia mengenal-
Nya. Di mana-mana ia
hanya melihat satu saja:
melihat kebenaran,
melihat Yang Mahasuci
itu."
SUMBER: INILAH.COM
pernah mengalami
perubahan yakni
mencapai takwa. Salah
satu jalannya adalah
berakhlak dengan sifat-
sifat Tuhan.
M Quraish Shihab, guru
besar Tafsir Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
dalam bukunya,
Membumikan Al-Qur'an
menulis, dalam
kehidupannya, manusia
memiliki banyak
kebutuhan.
Secara garis besarnya,
dapat dikelompokkan
pada lima kebutuhan
pokok yakni (a)
kebutuhan fa'ali (makan,
minum dan kebutuhan
seksual); (b) kebutuhan
akan ketenteraman dan
keamanan; (c) kebutuhan
akan ketertarikan pada
kelompok; (d) kebutuhan
akan rasa penghormatan;
dan (e) kebutuhan akan
pencapaian cita-cita.
Menurutnya, kebutuhan
kedua tidak akan
mendesak manusia
sebelum kebutuhan
pertama terpenuhi.
Bahkan, seseorang dapat
mengorbankan kebutuhan
berikutnya bila kebutuhan
sebelumnya belum
terpenuhi. "Sebaliknya,
seseorang yang mampu
mengendalikan dirinya
dalam kebutuhan
pertama, akan dengan
mudah mengendalikan
kebutuhan-kebutuhannya
yang berada pada posisi
berikutnya," ujar Quraish.
Dalam berpuasa,
lanjutnya, dari segi hukum
puasa, seseorang
berkewajiban
mengendalikan dirinya
berkaitan dengan
kebutuhan-kebutuhan
fa'ali dalam waktu-waktu
tertentu. Dalam berpuasa,
yang bersangkutan juga
sekaligus berusaha
mengembangkan
potensinya agar
membentuk dirinya sesuai
dengan 'peta' Tuhan
dengan jalan mencontoh
Tuhan dalam sifat-
sifatnya.
Karena itu, Rasullullah
saw bersabda,
"Berakhlaklah
(bersifatlah) kamu
sekalian dengan sifat-sifat
Tuhan."
Ditinjau dari hukum
puasa, lanjut Quraish, sifat
Tuhan yang diusahakan
untuk diteladani oleh yang
berpuasa adalah: (1)
bahwa Dia (Tuhan)
memberikan makan dan
tidak diberi makan (QS 6:
14); dan (2) Dia tidak
memiliki teman wanita
(istri) (QS 6: 101).
Kedua hal tersebut,
menurutnya, terpilih
untuk diteladani karena
keduanya merupakan,
kebutuhan fa'ali manusia
yang terpenting.
Keberhasilan dalam
pengendaliannya
mengantar kepada
kesuksesan
mengendalikan
kebutuhan-kebutuhan
lainnya.
Demikian pula dengan
sifat 'Rahman' (Maha
Pengasih) dan
'Rahim' (Maha Penyayang)
. Sifat-sifat ini dituntut
pula untuk diteladani
sehingga rahmat dan
kasih sayang tadi terasa
bagi seluruh makhluk
Tuhan.
Demikian seterusnya
dengan sifat-sifat Tuhan
lainnya yang harus
dihayati esensinya untuk
diteladani sesuai dengan
kemampuannya sebagai
manusia. "Dengan
mencontoh sifat-sifat
Tuhan, berarti
membangun dan
memakmurkan bumi ini
sehingga pada akhirnya,
bumi ini menjadi 'bayang-
bayang' surga yang penuh
dengan keamanan dan
kedamaian, serta
pemenuhan segala
kebutuhan hidup manusia
seperti sandang, pangan
dan papan," urai Quraish.
Seseorang yang berusaha
meneladani Tuhan dalam
sifat-sifat-Nya,
digambarkan oleh filosof
muslim Ibn Sina,
"Seseorang yang bebas
dari ikatan raganya, dalam
dirinya terdapat sesuatu
yang tersembunyi, namun
dari dirinya tampak
sesuatu yang nyata. Ia
akan selalu gembira dan
banyak tersenyum. Betapa
tidak, karena hatinya telah
dipenuhi kegembiraan
sejak sejak ia mengenal-
Nya. Di mana-mana ia
hanya melihat satu saja:
melihat kebenaran,
melihat Yang Mahasuci
itu."
SUMBER: INILAH.COM
Makan Buah Segar Saat Sahur Bisa Kurangi Risiko Dehidrasi
Puasa berarti tidak minum
seharian, sehingga cairan
tubuh yang hilang tidak
tergantikan. Untuk
mencegah dehidrasi,
beberapa hal terkait pola
makan perlu diperhatikan
salah satunya dengan
memasukkan buah segar
dalam menu makan
sahur.
Buah-buahan tertentu
khususnya yang banyak
mengandung air bisa
membantu menjaga
kecukupan cairan selama
berpuasa sepanjang hari.
Melon, semangka, timun
dan tomat termasuk
buah-buahan yang
dianjurkan untuk
dikonsumsi saat makan
sahur dan berbuka.
Selain mengandung air,
buah-buahan tersebut
juga banyak mengandung
mineral penting untuk
menjaga keseimbangan
eletrolit tubuh.
Kandungan mineralnya
lebih banyak
dibandingkan sumber-
sumber karbohidrat
seperti nasi dan roti,
maupun lauk- pauk
seperti ikan dan daging
ayam.
Meski demikian, unsur
terpenting yang harus
dipenuhi untuk mencegah
dehidrasi di siang hari
tentu saja air. Air putih
paling dianjurkan,
sementara kopi dan teh
sebaiknya dikurangi
karena mengandung
kafein yang bersifat
diuretik atau meluruhkan
kencing.
Minuman bersoda juga
harus dibatasi selama
puasa, karena jenis
minuman seperti ini juga
mengandung kafein.
Meski untuk sesaat bisa
memberikan sensasi
segar, dalam jangka
beberapa jam kemudian
kafein akan menyebabkan
sering kencing lalu
dehidrasi karena selama
puasa tidak boleh minum
untuk menggantikan
cairan yang keluar.
Hilangnya cairan tubuh
saat berpuasa di siang
hari tidak hanya terjadi
saat kencing dan
berkeringat. Dikutip dari
Healthycan, Selasa
(2/8/2011), cairan tubuh
juga keluar dalam bentuk
uap melalui permukaan
kulit maupun rongga
mulut dan lubang hidung
saat bernapas dan
berbicara.
Meski harus mencukupi
kebutuhan cairan
sepanjang hari, bukan
berarti saat sahur dan
berbuka harus minum air
putih banyak-banyak. Air
putih yang dikonsumsi
memang harus banyak,
tetapi tidak boleh
sekaligus melainkan harus
secara teratur dan
bertahap sepanjang
malam.
Tidak sulit untuk
mengatur waktu minum
di malam hari, yang
penting jangan
dipaksakan untuk minum
terlalu banyak dalam
waktu bersamaan.
Sebagai contoh saat
berbuka minum 2 gelas,
sebelum tidur minum lagi
dan seterusnya hingga
terpenuhi kebutuhan
untuk sehari yang
jumlahnya kurang lebih 2
liter.
SUMBER: DETIK.COM
seharian, sehingga cairan
tubuh yang hilang tidak
tergantikan. Untuk
mencegah dehidrasi,
beberapa hal terkait pola
makan perlu diperhatikan
salah satunya dengan
memasukkan buah segar
dalam menu makan
sahur.
Buah-buahan tertentu
khususnya yang banyak
mengandung air bisa
membantu menjaga
kecukupan cairan selama
berpuasa sepanjang hari.
Melon, semangka, timun
dan tomat termasuk
buah-buahan yang
dianjurkan untuk
dikonsumsi saat makan
sahur dan berbuka.
Selain mengandung air,
buah-buahan tersebut
juga banyak mengandung
mineral penting untuk
menjaga keseimbangan
eletrolit tubuh.
Kandungan mineralnya
lebih banyak
dibandingkan sumber-
sumber karbohidrat
seperti nasi dan roti,
maupun lauk- pauk
seperti ikan dan daging
ayam.
Meski demikian, unsur
terpenting yang harus
dipenuhi untuk mencegah
dehidrasi di siang hari
tentu saja air. Air putih
paling dianjurkan,
sementara kopi dan teh
sebaiknya dikurangi
karena mengandung
kafein yang bersifat
diuretik atau meluruhkan
kencing.
Minuman bersoda juga
harus dibatasi selama
puasa, karena jenis
minuman seperti ini juga
mengandung kafein.
Meski untuk sesaat bisa
memberikan sensasi
segar, dalam jangka
beberapa jam kemudian
kafein akan menyebabkan
sering kencing lalu
dehidrasi karena selama
puasa tidak boleh minum
untuk menggantikan
cairan yang keluar.
Hilangnya cairan tubuh
saat berpuasa di siang
hari tidak hanya terjadi
saat kencing dan
berkeringat. Dikutip dari
Healthycan, Selasa
(2/8/2011), cairan tubuh
juga keluar dalam bentuk
uap melalui permukaan
kulit maupun rongga
mulut dan lubang hidung
saat bernapas dan
berbicara.
Meski harus mencukupi
kebutuhan cairan
sepanjang hari, bukan
berarti saat sahur dan
berbuka harus minum air
putih banyak-banyak. Air
putih yang dikonsumsi
memang harus banyak,
tetapi tidak boleh
sekaligus melainkan harus
secara teratur dan
bertahap sepanjang
malam.
Tidak sulit untuk
mengatur waktu minum
di malam hari, yang
penting jangan
dipaksakan untuk minum
terlalu banyak dalam
waktu bersamaan.
Sebagai contoh saat
berbuka minum 2 gelas,
sebelum tidur minum lagi
dan seterusnya hingga
terpenuhi kebutuhan
untuk sehari yang
jumlahnya kurang lebih 2
liter.
SUMBER: DETIK.COM
Senin, 01 Agustus 2011
Puasa Sehat Bagi Penderita Diabetes
Diabetes atau yang
sering disebut kencing
manis bukan
penghalang untuk
menjalani ibadah
puasa, asalkan
terkontrol dengan baik.
Menurut Kepala Divisi
Metabolik Endokrin
Departemen Penyakit
Dalam FKUI, dr. Imam
Subekti, SpPD-KEMD, sah-
sah saja bila penderita
diabetes berencana untuk
menjalankan ibadah
puasa. Asalkan
sebelumnya berkonsultasi
terlebih dahulu dengan
dokter ahli, agar ketika
menjalani ibadah
puasanya tetap aman.
"penderita harus
memastikan dan
menghontrol terlebih
dahulu diabetesnya.
Diabetes dikatakan
norman, jika dengan
terapi obat kadar gula
darah bisa berada pada
rentang normal (70
sampai 100 saat puasa),"
ungkap dr. Imam.
Selain itu, sambung dr.
Imam, yang terpenting
adalah memperhatikan
jumlah asupan kalori dan
sumber asupan kalori.
Sumber kalori
menurutnya, sebaiknya
dipilih lebih banyak dari
makanan yang mudah
dicerna, seperti sayur dan
buah.
"Makanan yang
dikonsumsipun sangatlah
harus diperhatikan, seperti
menghindari makanan
dan minuman yang
mengandung kadar gula
tingi," tambah dr. Imam.
Yang tidak kalah
pentingnya, penderita
diabetes yang berpuasa
juga harus memastikan
bahwa mereka
mengurangi konsumsi
garam saat berpuasa
untuk mengurangi efek
dehidrasi yang mungkin
timbul.
Sementara itu untuk
mengurangi kondisi
hipoglikemi, dr. Imam
menyarankan bagi
penderita diabetes agar
lebih banyak beristirahat
ketika sedang berpuasa.
Intinya, terang dr. Imam,
pasien diabetes bisa
menjalani ibadah puasa
setelah memastikan
diabetes mereka
terkontrol dengan baik.
Sumber: INILAH.COM
sering disebut kencing
manis bukan
penghalang untuk
menjalani ibadah
puasa, asalkan
terkontrol dengan baik.
Menurut Kepala Divisi
Metabolik Endokrin
Departemen Penyakit
Dalam FKUI, dr. Imam
Subekti, SpPD-KEMD, sah-
sah saja bila penderita
diabetes berencana untuk
menjalankan ibadah
puasa. Asalkan
sebelumnya berkonsultasi
terlebih dahulu dengan
dokter ahli, agar ketika
menjalani ibadah
puasanya tetap aman.
"penderita harus
memastikan dan
menghontrol terlebih
dahulu diabetesnya.
Diabetes dikatakan
norman, jika dengan
terapi obat kadar gula
darah bisa berada pada
rentang normal (70
sampai 100 saat puasa),"
ungkap dr. Imam.
Selain itu, sambung dr.
Imam, yang terpenting
adalah memperhatikan
jumlah asupan kalori dan
sumber asupan kalori.
Sumber kalori
menurutnya, sebaiknya
dipilih lebih banyak dari
makanan yang mudah
dicerna, seperti sayur dan
buah.
"Makanan yang
dikonsumsipun sangatlah
harus diperhatikan, seperti
menghindari makanan
dan minuman yang
mengandung kadar gula
tingi," tambah dr. Imam.
Yang tidak kalah
pentingnya, penderita
diabetes yang berpuasa
juga harus memastikan
bahwa mereka
mengurangi konsumsi
garam saat berpuasa
untuk mengurangi efek
dehidrasi yang mungkin
timbul.
Sementara itu untuk
mengurangi kondisi
hipoglikemi, dr. Imam
menyarankan bagi
penderita diabetes agar
lebih banyak beristirahat
ketika sedang berpuasa.
Intinya, terang dr. Imam,
pasien diabetes bisa
menjalani ibadah puasa
setelah memastikan
diabetes mereka
terkontrol dengan baik.
Sumber: INILAH.COM
Puasa Realisasikan Bayangan Surga di Bumi
Tujuan utama puasa
adalah takwa. Itu bisa
dicapai dengan
menghayati hakikat dan
kewajiban manusia
yakni sebagai khalifah
(pengganti) Tuhan
untuk merealisasikan
bayangan surga di
bumi.
M Quraish Shihab, guru
besar tafsir Universitas
Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
dalam bukunya
Membumikan Al-Qur’an
menulis, meski puasa
telah lama dikenal oleh
umat manusia, bukan
bararti usang atau
ketinggalan zaman.
Generasi abad 21 ini,
masih melakukannya
dengan berbagai motif
dan dorongan.
Puasa dalam arti
‘mengendalikan
mengendalikan dan
menahan diri untuk tidak
makan dan minum dalam
waktu tertentu’ dilakukan
antara lain dengan tujuan
memelihara kesehatan
atau merampingkan
tubuh. Atau, dalam
bentuk mogok makan
sebagai pertanda protes
atas perlakuan pihak lain.
Puasa juga dilakukan
sebagai tanda solidaritas
atas malapetaka yang
menimpa teman atau
saudara. Puasa semacam
ini terdapat pada
beberapa suku di India
dan lainnya yang hingga
kini masih berlaku. “Puasa
dengan aneka ragam
tujuan dan bentuk
tersebut dihimpun oleh
satu esensi, yaitu
pengendalian diri,” imbuh
Quraish.
Puasa yang dilakukan
umat Islam, digarisbawahi
oleh Al-Qur’an, bertujuan
untuk memperoleh takwa.
Menurut Quraish, tujuan
tersebut akan tercapai
dengan menghayati arti
puasa itu sendiri. “Untuk
memahami dan
menghayati arti puasa,
memerlukan pemahaman
terhadap dua hal pokok
menyangkut hakikat
manusia dan
kewajibannya di bumi ini,”
ujarnya.
Pertama, manusia
diciptakan oleh Tuhan dari
tanah, kemudian
dihembuskan kepadanya
Ruh ciptaan-Nya dan
diberikan potensi untuk
mengembangkan dirinya
hingga mencapai satu
tingkat yang
menjadikannya wajar
untuk menjadi khalifah
(pengganti) Tuhan dalam
memakmurkan bumi ini.
Dalam Kitab Perjanjian
Lama, demikian pula
dalam kitab-kitab Hadits,
ditemukan bahwa Tuhan
menciptakan manusia
menurut ‘petanya’ dalam
arti diberi potensi untuk
memiliki sifat-sifat Tuhan
sesuai dengan
kemampuannya sebagai
makhluk.
Kedua, dalam perjalanan
manusia menuju bumi, ia
(Adam) melewati (‘transit’
di) surga, agar
pengalaman yang
diperolehnya di sana
dapat dijadikan bekal
dalam menyukseskan
tugas pokoknya di bumi
ini. Pengalaman tersebut
antara lain adalah
persentuhannya dengan
keadaan di surga itu
sendiri.
Di surga, lanjut Quraish,
tersedia segala macam
kebutuhan manusia
seperti sandang, pangan,
serta ketenteraman lahir
dan batin (QS 20: 118-119
dan QS 56: 25). Hal ini
mendorongnya untuk
menciptakan bayangan
surga di bumi,
sebagaimana
pengalamannya dengan
setan mendorongnya
untuk hati-hati agar tidak
terpedaya lagi sehingga
mengalami kepahitan
yang dirasakan ketika
terusir dari surga.
Sumber:Inilah.com
adalah takwa. Itu bisa
dicapai dengan
menghayati hakikat dan
kewajiban manusia
yakni sebagai khalifah
(pengganti) Tuhan
untuk merealisasikan
bayangan surga di
bumi.
M Quraish Shihab, guru
besar tafsir Universitas
Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
dalam bukunya
Membumikan Al-Qur’an
menulis, meski puasa
telah lama dikenal oleh
umat manusia, bukan
bararti usang atau
ketinggalan zaman.
Generasi abad 21 ini,
masih melakukannya
dengan berbagai motif
dan dorongan.
Puasa dalam arti
‘mengendalikan
mengendalikan dan
menahan diri untuk tidak
makan dan minum dalam
waktu tertentu’ dilakukan
antara lain dengan tujuan
memelihara kesehatan
atau merampingkan
tubuh. Atau, dalam
bentuk mogok makan
sebagai pertanda protes
atas perlakuan pihak lain.
Puasa juga dilakukan
sebagai tanda solidaritas
atas malapetaka yang
menimpa teman atau
saudara. Puasa semacam
ini terdapat pada
beberapa suku di India
dan lainnya yang hingga
kini masih berlaku. “Puasa
dengan aneka ragam
tujuan dan bentuk
tersebut dihimpun oleh
satu esensi, yaitu
pengendalian diri,” imbuh
Quraish.
Puasa yang dilakukan
umat Islam, digarisbawahi
oleh Al-Qur’an, bertujuan
untuk memperoleh takwa.
Menurut Quraish, tujuan
tersebut akan tercapai
dengan menghayati arti
puasa itu sendiri. “Untuk
memahami dan
menghayati arti puasa,
memerlukan pemahaman
terhadap dua hal pokok
menyangkut hakikat
manusia dan
kewajibannya di bumi ini,”
ujarnya.
Pertama, manusia
diciptakan oleh Tuhan dari
tanah, kemudian
dihembuskan kepadanya
Ruh ciptaan-Nya dan
diberikan potensi untuk
mengembangkan dirinya
hingga mencapai satu
tingkat yang
menjadikannya wajar
untuk menjadi khalifah
(pengganti) Tuhan dalam
memakmurkan bumi ini.
Dalam Kitab Perjanjian
Lama, demikian pula
dalam kitab-kitab Hadits,
ditemukan bahwa Tuhan
menciptakan manusia
menurut ‘petanya’ dalam
arti diberi potensi untuk
memiliki sifat-sifat Tuhan
sesuai dengan
kemampuannya sebagai
makhluk.
Kedua, dalam perjalanan
manusia menuju bumi, ia
(Adam) melewati (‘transit’
di) surga, agar
pengalaman yang
diperolehnya di sana
dapat dijadikan bekal
dalam menyukseskan
tugas pokoknya di bumi
ini. Pengalaman tersebut
antara lain adalah
persentuhannya dengan
keadaan di surga itu
sendiri.
Di surga, lanjut Quraish,
tersedia segala macam
kebutuhan manusia
seperti sandang, pangan,
serta ketenteraman lahir
dan batin (QS 20: 118-119
dan QS 56: 25). Hal ini
mendorongnya untuk
menciptakan bayangan
surga di bumi,
sebagaimana
pengalamannya dengan
setan mendorongnya
untuk hati-hati agar tidak
terpedaya lagi sehingga
mengalami kepahitan
yang dirasakan ketika
terusir dari surga.
Sumber:Inilah.com
Langganan:
Postingan (Atom)