A.PENGERTIAN
Tetanus adalah penyakit
infeksi yang ditandai oleh kekakuan dan kejang otot,
tanpa disertai gangguan
kesadaran, sebagai akibat dari toksin kuman
closteridium tetani.
B.ETIOLOGI
Sering kali tempat masuk kuman sulit diketahui tetapi suasana anaerob
seperti pada luka tusuk,
lukakotor, adanya benda
asing dalam luka yang
menyembuh , otitis media, dan caries gigi, menunjang
berkembang biaknya
kuman yang menghasilkan
endotoksin.
C.PATOFISIOLOGI
Bentuk spora dalam
suasana anaerob dapat
berubah menjadi kuman
vegetatif yang
menghasilkan eksotoksin.
Toksin ini menjalar
intrakasonal sampai
ganglin/simpul saraf dan
menyebabkan hilangnya
keseimbangan tonus otot sehingga terjadi kekakuan
otot baik lokal maupun
mnyeluruh. Bila toksin
banyak, selain otot
bergaris, otot polos dan
saraf otak juga
terpengaruh.
Sumber energi otak
adalah glukosa yang
melalui proses oksidasi
dipecah menjadi CO2 dan air.
Sel dikelilingi oleh
membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar
yaitu ionik. Dalam
keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui
dengan mudah oleh ion
kalium (K+) dan sangat
sulit dilalui oleh ion
natrium (Na+) dan
elektrolit lainnya, kecuali
ion klorida (Cl-).
Akibatnya konsentrasi ion K+ dalam sel neuron
tinggi dan konsentrasi Na + rendah, sedang di luar sel neuron terdapat
keadaan sebalikya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang
disebut potensial
membran dari neuron.
Untuk menjaga
keseimbangan potensial
membran diperlukan
energi dan bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial
membran ini dapat diubah oleh :
Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular.
Rangsangan yang datang
mendadak misalnya
mekanisme, kimiawi atau aliran listrik dari
sekitarnya.
Perubahan patofisiologi
dari membran sendiri
karena penyakit atau
keturunan.
Pada keadaan demam
kenaikan suhu 1oC akan
mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10-15
% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%.
Pada orang dewasa sirkulasi otak mencapai 15 % dari
seluruh tubuh. Oleh
karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah
keseimbangan dari
membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion
natrium akibat terjadinya
lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini
sedemikian besarnya
sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan “neurotransmitter” dan
terjadi kejang. Kejang yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea,
meningkatnya kebutuhan
oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang
akhirnya terjadi
hipoksemia, hiperkapnia,
asidosis laktat disebabkan
oleh metabolisme
anerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin
meningkatnya aktifitas
otot dan mengakibatkan
metabolisme otak
meningkat.
PROGNOSIS
Bila periode”periode of
onset” pendek penyakit
dengan cepat akan
berkembang menjadi
berat.
D.TANDA DAN GEJALA
- Kekakuan otot, disusul
dengan kesulitan
membuka mulut
(trismus).
- Diikuti gejala risus
sardonikus,kekauan otot
dinding perut dan
ekstremitas (fleksi pada
lengan bawah, ekstensi
pada telapak kaki).
- Pada keadaan berat,
dapat terjadi kejang
spontan yang makin lama makin sering dan lama,
gangguan saraf otonom
seperti hiperpireksia,
hiperhidrosis,kelainan
irama jantung dan
akhirnya hipoksia yang
berat.
- Bila periode”periode of
onset” pendek penyakit
dengan cepat akan
berkembang menjadi
berat Untuk memudahkannya
tingkat berat penyakit
dibagi :
1. Ringan : hanya trismus dan kejang lokal
2. Sedang : mulai terjadi
kejang spontan yang
semakin sering, trismus
yang tampak nyata,
opistotonus dan kekauan otot yang menyeluruh.
E.TEST DIAGNOSTIK
Tergantung sarana yang
tersedia dimana pasien
dirawat, pemeriksaannya
meliputi :
1.Darah
-Glukosa Darah:
Hipoglikemia
merupakan predisposisi
kejang (N < 200 mq/dl)
-BUN:Peningkatan BUN
mempunyai potensi
kejang dan merupakan
indikasi nepro toksik
akibat dari pemberian
obat.
-Elektrolit:K, Na
Ketidakseimbangan
elektrolit merupakan
predisposisi kejang
Kalium ( N 3,80 – 5,00
meq/dl )
-Natrium ( N 135 – 144
meq/dl )
2.Skull Ray:Untuk
mengidentifikasi adanya
proses desak ruang dan
adanya lesi
3.EEG:Teknik untuk
menekan aktivitas listrik
otak melalui tengkorak
yang utuh untuk
mengetahui fokus
aktivitas kejang, hasil
biasanya normal.
F.KOMPLIKASI
• Bronkopneumoni
• Asfiksia dan sianosis
G.PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya ,
penatalaksanaan tetanus
bertujuan :
a. Eliminasi kuman
•Debridement
untuk menghilangkan
suasana anaerob, dengan
cara membuang jaringan
yang rusak, membuang
benda asing, merawat
luka/infeksi,
membersihkan liang
telinga/otitis media, caries gigi.
•Antibiotika
penisilna prokain
50.000-100.000 ju/kg/hari IM, 1-2 hari, minimal 10
hari. Antibiotika lain
ditambahkan sesuai
dengan penyulit yang
timbul.
b. Netralisasi toksin
Toksin yang belum
melekat di jaringan.Dapat diberikan ATS
5000-100.000 KI
c. perawatan suporatif
Perawatan penderita
tetanus harus intensif dan rasional :
•Nutrisi dan Cairan
- pemberian cairan IV
sesuaikan jumlah dan
jenisnya dengan keadaan penderita, seperti sering
kejang, hiperpireksia dan
sebagainya.
- beri nutrisi tinggi kalori,
bila perlu dengan nutrisi
parenteral
- bila sounde naso gastrik telah dapat dipasang
(tanpa memperberat
kejang) pemberian
makanan peroral
hendaknya segera
dilaksanakan.
•Menjaga agar nafas tetap efisien
- pembersihan jalan nafas dari lendir
- pemberian zat asam
tambahan
- bila perlu , lakukan
trakeostomi (tetanus
berat)
•Mengurangi kekakuan
dan mengatasi kejang
- antikonvulsan diberikan secara tetrasi, disesuaikan dengan kebutuhan dan
respon klinis.
- pada penderita yang
cepat memburuk
(serangan makin sering
dan makin lama),
pemberian antikonvulsan
dirubah seperti pada awal terapi yaitu mulai lagi dengan pemberian bolus,
dilanjutkan dengan dosis
rumatan.
Pengobatan rumat seperti
Fenobarbital dosis
maintenance : 8-10 mg/kg
BB dibagi 2 dosis pada hari pertama, kedua
diteruskan 4-5 mg/kg BB
dibagi 2 dosis pada hari
berikutnya
- bila dosis maksimal telah tercapai namun kejang belum teratasi , harus dilakukan pelumpuhan
obat secara total dan
dibantu dengaN pernafasan
mekanik (ventilator)
•Pengobatan penunjang
saat serangan kejang
adalah :
1.Semua pakaian ketat
dibuka
2.Posisi kepala sebaiknya
miring untuk mencegah
aspirasi isi lambung
3.Usahakan agar jalan
napas bebas untuk
menjamin kebutuhan
oksigen
4.Pengisapan lendir harus dilakukan secara teratur
dan diberikan oksigen
H.ASUHAN
KEPERAWATAN
I.PENGKAJIAN
a. Data subyektif
1.Biodata/Identitas
Biodata klien mencakup
nama, umur, jenis
kelamin.
Biodata dipertanyakan
untuk mengetahui status sosial anak meliputi nama,
umur, agama, suku/
bangsa, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan,
alamat.
2.Keluhan utama kejang
3.Riwayat Penyakit (Darto
Suharso, 2000)
Riwayat penyakit sekarang
yang menyertai
Apakah muntah, diare,
truma kepala, gagap
bicara (khususnya pada
penderita epilepsi), gagal
ginjal, kelainan jantung,
DHF, ISPA, OMA, Morbili
dan lain-lain.
4.Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelum penderita
mengalami serangan
kejang ini ditanyakan
apakah penderita pernah
mengalami kejang
sebelumnya, umur berapa
saat kejang terjadi untuk
pertama kali ?
Apakah ada riwayat
trauma kepala, luka
tusuk, lukakotor, adanya
benda asing dalam luka
yang menyembuh , otitis
media, dan caries gigi,
menunjang berkembang
biaknya kuman yang
menghasilkan endotoksin.
5.Riwayat kesehatan
keluarga.
Kebiasaan perawatan luka dengan menggunakan
bahan yang kurang
aseptik.
6.Riwayat sosial
Hubungan interaksi
dengan keluarga dan
pekrjaannya
7.Pola kebiasaan dan
fungsi kesehatan
Ditanyakan keadaan
sebelum dan selama sakit bagaimana ?
Gaya hidup yang berkaitan
dengan kesehatan,
pengetahuan tentang
kesehatan, pencegahan
dan kepatuhan pada
setiap perawatan dan
tindakan medis ?
Pola nutrisi
•Untuk mengetahui
asupan kebutuhan gizi
Ditanyakan bagaimana
kualitas dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi
oleh klien ?
•Makanan apa saja yang
disukai dan yang tidak ?
•Bagaimana selera makan anak ?
•Berapa kali minum, jenis dan jumlahnya per hari ?
Pola Eliminasi :
BAK:ditanyakan
frekuensinya, jumlahnya,
secara makroskopis
ditanyakan bagaimana
warna, bau, dan apakah
terdapat darah ? Serta
ditanyakan apakah disertai nyeri saat kencing.
BAB:ditanyakan kapan
waktu BAB, teratur atau
tidak ? Bagaimana
konsistensinya
lunak,keras,cair atau
berlendir ?
Pola aktivitas dan latihan
Pola tidur/istirahat
Berapa jam sehari tidur ?
Berangkat tidur jam
berapa ? Bangun tidur jam
berapa ? Kebiasaan
sebelum tidur, bagaimana
dengan tidur siang ?
b. Data Obyektif
1.Pemeriksaan Umum
(Corry S, 2000 hal : 36)
Pertama kali perhatikan
keadaan umum vital :
tingkat kesadaran,
tekanan darah, nadi,
respirasi dan suhu. Pada
kejang demam sederhana akan didapatkan suhu
tinggi sedangkan
kesadaran setelah kejang akan kembali normal seperti sebelum kejang tanpa kelainan neurologi.
2.Pemeriksaan Fisik
•Kepala dan Rambut
Dimulai warna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain rambut.
Pasien dengan malnutrisi
energi protein mempunyai
rambut yang jarang,
kemerahan seperti rambut jagung dan mudah Dicabut tanpa
menyebabkan rasa sakit
pada pasien.
•Muka/ Wajah.
Adakah tanda rhisus
sardonicus, opistotonus,
trimus ? Apakah ada
gangguan nervus cranial ?
•Mata
Saat serangan kejang
terjadi dilatasi pupil, untuk
itu periksa pupil dan
ketajaman penglihatan.
Apakah keadaan sklera,
konjungtiva ?
•Telinga
Periksa fungsi telinga,
kebersihan telinga serta
tanda-tanda adanya
infeksi seperti
pembengkakan dan nyeri
di daerah belakang
telinga, keluar cairan dari
telinga, berkurangnya
pendengaran.
•Hidung
Apakah ada pernapasan
cuping hidung? Polip yang menyumbat jalan napas ?
Apakah keluar sekret,
bagaimana konsistensinya,
jumlahnya ?
•Mulut
Adakah tanda-tanda
sardonicus? Adakah
cynusitis? Bagaimana
keadaan lidah? Adakah
stomatitis? Berapa jumlah gigi yang tumbuh? Apakah
ada caries gigi ?
•Tenggorokan
Adakah tanda-tanda
peradangan tonsil ?
Adakah tanda-tanda
infeksi faring, cairan
eksudat ?
•Leher
Adakah tanda-tanda kaku kuduk, pembesaran
kelenjar tiroid ? Adakah
pembesaran vena
jugulans ?
•Thorax
Pada insfeksi: amati
bentuk dada klien,
bagaimana gerak
pernapasan, frekwensinya,
irama, kedalaman, adakah
retraksi Intercostale ?
Pada auskultasi,:adakah
suara napas tambahan ?
•Jantung
Bagaimana keadaan dan
frekwensi jantung serta
iramanya ? Adakah bunyi
tambahan ? Adakah
bradicardi atau
tachycardia ?
•Abdomen
Adakah distensia
abdomen serta kekakuan
otot pada abdomen ?
Bagaimana turgor kulit
dan peristaltik usus ?
Adakah pembesaran lien
dan hepar ?
•Kulit
Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya? Apakah terdapat oedema, hemangioma ? Bagaimana keadaan turgor kulit ?
•Ekstremitas
Apakah terdapat oedema,
atau paralise terutama
setelah terjadi kejang?
Bagaimana suhunya pada
daerah akral ?
•Genetalia
Adakah kelainan bentuk
oedema, tanda-tanda
infeksi ?
Diagnosa keperawatan
yang muncul adalah :
1.Risiko cedera fisik
berhubungan dengan
serangan kejang berulang.
2.Risiko ketidak efektifan
jalan nafas berhubungan
dengan sekunder dari
depresi pernafasan
3.Bersihan jalan nafas
tidak efektif berhubungan
dengan produksi sekret
yang berlebihan pada
jalan nafas.
4.Kurangnya pengetahuan
keluarga tentang
penanganan penyakitnya
berhubungan dengan
keterbatasan informasi.
5.Peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan
reaksi eksotoksin
DAFTAR PUSTAKA
Lynda Juall C, 1999,
Rencana Asuhan dan
Dokumentasi
Keperawatan, Penerjemah
Monica Ester, EGC, Jakarta
Marilyn E. Doenges, 1999, Rencana Asuhan
Keperawatan, Penerjemah
Kariasa I Made, EGC,
Jakarta
Santosa NI, 1989,
Perawatan I (Dasar-Dasar Keperawatan), Depkes RI, Jakarta.
Suharso Darto, 1994,
Pedoman Diagnosis dan
Terapi, F.K. Universitas
Airlangga, Surabaya.
gerakan
Selasa, 17 Januari 2012
ASKEP PARKINSON
DEFINISI
Penyakit Parkinson adalah:
penyakit saraf progresif
yang berdampak terhadap respon mesenfalon dan
pergerakan regulasi.
Penyakit ini ini bersifat
lambat yang menyerang
usia pertengahan atau
lanjut, dengan onset pada umur 50 sampai
60an.Tidak ditemukan
sebab genetik yang jelas
dan tidak ada pengobatan yang dapat
menyembuhkannya.
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif
progresif yang berkaitan
erat dengan usia. Penyakit ini mempunyai
karakteristik terjadinya
degenerasi dari neuron
dopaminergik pas
substansia nigra pars
kompakta, ditambah
dengan adanya inklusi
intraplasma yang terdiri
dari protein yang disebut
dengan Lewy Bodies.
Neurodegeneratif pada
parkinson juga terjadi paDa daerah otak lain termasuk
lokus ceruleus, raphe
nuklei, nukleus basalis
Meynert, hipothalamus,
korteks cerebri, motor
nukelus
ETIOLOGI
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak,
tepatnya di substansi
nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan- gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary).
Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan
gerakan-gerakan yang
tidak disadarinya.
Mekanis-me bagaimana
kerusakan itu belum jelas benar.
Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter
di otak
faktor-faktor
lainnya seperti :
1. Defisiensi dopamine
dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala penyakit Parkinson,
2. Etiologi yang
mendasarinya mungkin
berhubungan dengan
virus, genetik, toksisitas,
atau penyebab lain yang
tidak diketahui.
PATOFISIOLOGI
Dua hipotesis yang
disebut juga sebagai
mekanisme degenerasi
neuronal ada penyakit
Parkinson ialah: hipotesis
radikal bebas dan
hipotesis neurotoksin.
1.Hipotesis Radikal Bebas
Diduga bahwa oksidasi
enzimatik dari dopamine
dapat merusak neuron
nigrotriatal, karena proses ini menghasilkan
hidrogren peroksid dan
radikal oksi lainnya.
Walaupun ada mekanisme
pelindung untuk
mencegah kerusakan dari stress oksidatif, namun
pada usia lanjut mungkin mekanisme ini gagal.
2.Hipotesis Neurotoksin
Diduga satu atau lebih
macam zat neurotoksik
berpera pada proses
neurodegenerasi pada
Parkinson.
Pandangan saat ini
menekankan pentingnya
ganglia basal dalam
menyusun rencana
neurofisiologi yang
dibutuhkan dalam
melakukan gerakan, dan
bagian yang diperankan
oleh serebelum ialah
mengevaluasi informasi
yang didapat sebagai
umpan balik mengenai
pelaksanaan gerakan.
Ganglia basal tugas
primernya adalah
mengumpulkan program
untuk gerakan, sedangkan
serebelum memonitor dan melakukan pembetulan
kesalahan yang terjadi
seaktu program gerakan
diimplementasikan. Salah satu gambaran dari gangguan ekstrapiramidal
adalah gerakan involunter.
TANDA DAN GEJALA
Penyakit Parkinson
memiliki gejala klinis
sebagai berikut:
1.Bradikinesia
(pergerakan
lambat), hilang secara
spontan.
2.Tremor yang menetap.
3.Tindakan dan
pergerakan yang tidak
terkontrol,
4.Gangguan saraf otonom
(sulit tidur, berkeringat,
hipotensi ortostatik,
5.Depresi, demensia,
6.Wajah seperti topeng.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Diagnosis berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan
penunjang. Pada setiap
kunjungan penderita :
1.Tekanan darah diukur
dalam keadaan berbaring dan berdiri, hal ini untuk
mendeteksi hipotensi
ortostatik.
2.Menilai respons
terhadap stress ringan,
misalnya berdiri dengan
tangan diekstensikan,
menghitung surut dari
angka seratus, bila masih ada tremor dan rigiditas yang sangat, berarti belum berespon terhadap medikasi.
3.Mencatat dan mengikuti
kemampuan fungsional,
disini penderita disuruh
menulis kalimat
sederhana dan
menggambarkan
lingkaran-lingkaran
konsentris dengan tangan kanan dan kiri diatas kertas, kertas ini disimpan untuk perbandingan
waktu follow up
berikutnya.
EEG (biasanya terjadi
perlambatan yang
progresif)
-CT Scan kepala (biasanya
terjadi atropi kortikal
difus, sulki melebar,
hidrosefalua eks vakuo)
KOMPLIKASI
Komplikasi terbanyak dan tersering dari penyakit Parkinson yaitu demensia, aspirasi, dan trauma
karena jatuh.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis
dapat dilakukan dengan
medikamentosa seperti:
1.Antikolinergik untuk
mengurangi transmisi
kolinergik yang berlebihan
ketika kekurangan
dopamin.
2.Levodopa, merupakan
prekursor dopamine,
dikombinasi dengan
karbidopa, inhibitor
dekarboksilat, untuk
membantu pengurangan
L-dopa di dalam darah
dan memperbaiki otak.
3.Bromokiptin, agonis
dopamine yang
mengaktifkan respons
dopamine di dalam otak.
4.Amantidin yang dapat
meningkatkan pecahan
dopamine di dalam otak.
Menggunakan
monoamine oksidase
inhibitor seperti deprenil
untuk menunda serangan ketidakmampuan dan
kebutuhan terapi
levodopa.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1.Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi) dan
fungsi motorik.
2.Observasi gaya berjalan
dan saat melakukan
aktivitas.
3.Kaji riwayat gejala dan
efeknya terhadap fungsi
tubuh.
4.Kaji kejelasan dan
kecepatan bicara.
5.Kaji tanda depresi.
DIAGNOSA
1.Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.
2.Defisit parawatan diri
berhubungan dengan
kelemahan
neuromuskular,menurunya kekuatan,kehilangan kontrol otot/koordinasi.
3.Gangguan komunikasi
verbal yang berhubungan
dengan penurunan
kemampuan bicara dan
kekakuan otot wajah
INTERVENSI
I. Diagnosis dan Intervensi
Keperawatan.
1. Hambatan mobilitas
fisik berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam klien mampu
melakukan aktivitas fisik
sesuai dengan
kemampuannya.
Kriteria : klien dapat ikut
srta dalam program
latihan, tidak terjadi
kontraktur sendi,bertambahnya
kekuatan otot dan klien
menunjukkan tidakan
untuk meninktkan
mobilitas.
Intervensi
1. kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan
2. lakukan program
latihan meningkatkan
kekuatan otot.
3. anjurkan mandi hangan dan masase otot
4. bantu klien melakukan
latihan ROM,perawatan
diri sesuai toleransi
5. kolaborasi ahli
fisioterapi untuk latihan
fisik.
2. Defisit parawatan diri
berhubungan dengan
kelemahan
neuromuskular,menurunya kekuatan,kehilangan
kontrol otot/koordinasi.
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam keperawatan diri klien terpenuhi
Kriteria : klien dapat
menunjukkan perubahan hidup untuk kebutuhan merawat diri, klien mampu melakukan
aktivitas perawatan diri
sesuai dengan tingkat
kemampuan ,dan
mengidentifikasi personal/ masyarakat yang dapat membantu.
Intervensi
1. kaji kemampuan dan
tingkat penurunan dan
skala 0 – 4 untuk
melakukan ADL
2. hindari apa yang tidak
dapat dilakukan klien dan bantu bila perlu.
3. kolaborasi pemberian
pencahar dan konsul ke
dokter terapi okepasi
4. ajarkan dan dukung
klien selama klien aktifitas
5. modifikasi lingkungan
6. harga didri yang negatif.
3. Gangguan komunikasi
verbal yang berhubungan dengan penurunan kemampuan bicara dan kekakuan otot wajah ditandai dengan :
DS: klien/keluarga
mengatakan adanya
kesulitan dalam berbicara
DO: kata-kata sulit
dipahami, pelo, wajah
kaku.
Intervensi:
Tujuan: memaksimalkan
kemampuan
berkomunikasi.
• Jaga komplikasi
pengobatan.
• Rujuk ke terapi wicara.
• Ajarkan klien latihan
wajah dan menggunakan
metoda bernafas untuk
memperbaiki kata-kata,
volume, dan intonasi.
•Nafas dalam sebelum
berbicara untuk
meningkatkan volume
suara dan jumlah kata
dalam kalimat setiap
bernafas.
•Latih berbicara dalam
kalimat pendek, membaca
keras di depan kaca atau ke dalam perekam suara (tape recorder) untuk
memonitor kemajuan.
DAFTAR PUSTAKA
http // :www.askep
Parkinson blogspot.com
Doengoes, Marylin,1999.
Rencana Asuhan
Keperawatan, EGC,
Jakarta.
Elizabeth, J.Corwin. 2001.
Buku Saku Patofisiologi.
Cetakan I. Penerbit : EGC, Jakarta.
Penyakit Parkinson adalah:
penyakit saraf progresif
yang berdampak terhadap respon mesenfalon dan
pergerakan regulasi.
Penyakit ini ini bersifat
lambat yang menyerang
usia pertengahan atau
lanjut, dengan onset pada umur 50 sampai
60an.Tidak ditemukan
sebab genetik yang jelas
dan tidak ada pengobatan yang dapat
menyembuhkannya.
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif
progresif yang berkaitan
erat dengan usia. Penyakit ini mempunyai
karakteristik terjadinya
degenerasi dari neuron
dopaminergik pas
substansia nigra pars
kompakta, ditambah
dengan adanya inklusi
intraplasma yang terdiri
dari protein yang disebut
dengan Lewy Bodies.
Neurodegeneratif pada
parkinson juga terjadi paDa daerah otak lain termasuk
lokus ceruleus, raphe
nuklei, nukleus basalis
Meynert, hipothalamus,
korteks cerebri, motor
nukelus
ETIOLOGI
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak,
tepatnya di substansi
nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan- gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary).
Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan
gerakan-gerakan yang
tidak disadarinya.
Mekanis-me bagaimana
kerusakan itu belum jelas benar.
Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter
di otak
faktor-faktor
lainnya seperti :
1. Defisiensi dopamine
dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala penyakit Parkinson,
2. Etiologi yang
mendasarinya mungkin
berhubungan dengan
virus, genetik, toksisitas,
atau penyebab lain yang
tidak diketahui.
PATOFISIOLOGI
Dua hipotesis yang
disebut juga sebagai
mekanisme degenerasi
neuronal ada penyakit
Parkinson ialah: hipotesis
radikal bebas dan
hipotesis neurotoksin.
1.Hipotesis Radikal Bebas
Diduga bahwa oksidasi
enzimatik dari dopamine
dapat merusak neuron
nigrotriatal, karena proses ini menghasilkan
hidrogren peroksid dan
radikal oksi lainnya.
Walaupun ada mekanisme
pelindung untuk
mencegah kerusakan dari stress oksidatif, namun
pada usia lanjut mungkin mekanisme ini gagal.
2.Hipotesis Neurotoksin
Diduga satu atau lebih
macam zat neurotoksik
berpera pada proses
neurodegenerasi pada
Parkinson.
Pandangan saat ini
menekankan pentingnya
ganglia basal dalam
menyusun rencana
neurofisiologi yang
dibutuhkan dalam
melakukan gerakan, dan
bagian yang diperankan
oleh serebelum ialah
mengevaluasi informasi
yang didapat sebagai
umpan balik mengenai
pelaksanaan gerakan.
Ganglia basal tugas
primernya adalah
mengumpulkan program
untuk gerakan, sedangkan
serebelum memonitor dan melakukan pembetulan
kesalahan yang terjadi
seaktu program gerakan
diimplementasikan. Salah satu gambaran dari gangguan ekstrapiramidal
adalah gerakan involunter.
TANDA DAN GEJALA
Penyakit Parkinson
memiliki gejala klinis
sebagai berikut:
1.Bradikinesia
(pergerakan
lambat), hilang secara
spontan.
2.Tremor yang menetap.
3.Tindakan dan
pergerakan yang tidak
terkontrol,
4.Gangguan saraf otonom
(sulit tidur, berkeringat,
hipotensi ortostatik,
5.Depresi, demensia,
6.Wajah seperti topeng.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Diagnosis berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan
penunjang. Pada setiap
kunjungan penderita :
1.Tekanan darah diukur
dalam keadaan berbaring dan berdiri, hal ini untuk
mendeteksi hipotensi
ortostatik.
2.Menilai respons
terhadap stress ringan,
misalnya berdiri dengan
tangan diekstensikan,
menghitung surut dari
angka seratus, bila masih ada tremor dan rigiditas yang sangat, berarti belum berespon terhadap medikasi.
3.Mencatat dan mengikuti
kemampuan fungsional,
disini penderita disuruh
menulis kalimat
sederhana dan
menggambarkan
lingkaran-lingkaran
konsentris dengan tangan kanan dan kiri diatas kertas, kertas ini disimpan untuk perbandingan
waktu follow up
berikutnya.
EEG (biasanya terjadi
perlambatan yang
progresif)
-CT Scan kepala (biasanya
terjadi atropi kortikal
difus, sulki melebar,
hidrosefalua eks vakuo)
KOMPLIKASI
Komplikasi terbanyak dan tersering dari penyakit Parkinson yaitu demensia, aspirasi, dan trauma
karena jatuh.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis
dapat dilakukan dengan
medikamentosa seperti:
1.Antikolinergik untuk
mengurangi transmisi
kolinergik yang berlebihan
ketika kekurangan
dopamin.
2.Levodopa, merupakan
prekursor dopamine,
dikombinasi dengan
karbidopa, inhibitor
dekarboksilat, untuk
membantu pengurangan
L-dopa di dalam darah
dan memperbaiki otak.
3.Bromokiptin, agonis
dopamine yang
mengaktifkan respons
dopamine di dalam otak.
4.Amantidin yang dapat
meningkatkan pecahan
dopamine di dalam otak.
Menggunakan
monoamine oksidase
inhibitor seperti deprenil
untuk menunda serangan ketidakmampuan dan
kebutuhan terapi
levodopa.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1.Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi) dan
fungsi motorik.
2.Observasi gaya berjalan
dan saat melakukan
aktivitas.
3.Kaji riwayat gejala dan
efeknya terhadap fungsi
tubuh.
4.Kaji kejelasan dan
kecepatan bicara.
5.Kaji tanda depresi.
DIAGNOSA
1.Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.
2.Defisit parawatan diri
berhubungan dengan
kelemahan
neuromuskular,menurunya kekuatan,kehilangan kontrol otot/koordinasi.
3.Gangguan komunikasi
verbal yang berhubungan
dengan penurunan
kemampuan bicara dan
kekakuan otot wajah
INTERVENSI
I. Diagnosis dan Intervensi
Keperawatan.
1. Hambatan mobilitas
fisik berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam klien mampu
melakukan aktivitas fisik
sesuai dengan
kemampuannya.
Kriteria : klien dapat ikut
srta dalam program
latihan, tidak terjadi
kontraktur sendi,bertambahnya
kekuatan otot dan klien
menunjukkan tidakan
untuk meninktkan
mobilitas.
Intervensi
1. kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan
2. lakukan program
latihan meningkatkan
kekuatan otot.
3. anjurkan mandi hangan dan masase otot
4. bantu klien melakukan
latihan ROM,perawatan
diri sesuai toleransi
5. kolaborasi ahli
fisioterapi untuk latihan
fisik.
2. Defisit parawatan diri
berhubungan dengan
kelemahan
neuromuskular,menurunya kekuatan,kehilangan
kontrol otot/koordinasi.
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam keperawatan diri klien terpenuhi
Kriteria : klien dapat
menunjukkan perubahan hidup untuk kebutuhan merawat diri, klien mampu melakukan
aktivitas perawatan diri
sesuai dengan tingkat
kemampuan ,dan
mengidentifikasi personal/ masyarakat yang dapat membantu.
Intervensi
1. kaji kemampuan dan
tingkat penurunan dan
skala 0 – 4 untuk
melakukan ADL
2. hindari apa yang tidak
dapat dilakukan klien dan bantu bila perlu.
3. kolaborasi pemberian
pencahar dan konsul ke
dokter terapi okepasi
4. ajarkan dan dukung
klien selama klien aktifitas
5. modifikasi lingkungan
6. harga didri yang negatif.
3. Gangguan komunikasi
verbal yang berhubungan dengan penurunan kemampuan bicara dan kekakuan otot wajah ditandai dengan :
DS: klien/keluarga
mengatakan adanya
kesulitan dalam berbicara
DO: kata-kata sulit
dipahami, pelo, wajah
kaku.
Intervensi:
Tujuan: memaksimalkan
kemampuan
berkomunikasi.
• Jaga komplikasi
pengobatan.
• Rujuk ke terapi wicara.
• Ajarkan klien latihan
wajah dan menggunakan
metoda bernafas untuk
memperbaiki kata-kata,
volume, dan intonasi.
•Nafas dalam sebelum
berbicara untuk
meningkatkan volume
suara dan jumlah kata
dalam kalimat setiap
bernafas.
•Latih berbicara dalam
kalimat pendek, membaca
keras di depan kaca atau ke dalam perekam suara (tape recorder) untuk
memonitor kemajuan.
DAFTAR PUSTAKA
http // :www.askep
Parkinson blogspot.com
Doengoes, Marylin,1999.
Rencana Asuhan
Keperawatan, EGC,
Jakarta.
Elizabeth, J.Corwin. 2001.
Buku Saku Patofisiologi.
Cetakan I. Penerbit : EGC, Jakarta.
Senin, 16 Januari 2012
Tips Menjadi Istri yang Baik
hal itu tak semudah yang diharapkan.
Beberapa tips dari Helium berikut ini
akan membantu Anda
menggapai tujuan itu.
1. Tulus
Ketulusan akan
menjadikan Anda istri
yang baik. Saat Anda
melakukan sesuatu
untuknya, itu bukan
karena imbalan apapun,
melainkan ketulusan cinta yang sesungguhnya.
Setiap tindakan Anda
yang didasari oleh
ketulusan, pasti sangat
berharga bagi suami.
2. Memiliki peran
Walau pernikahan adalah komitmen dua orang,
namun bukan berarti
Anda dan pasangan
selalu melakukan hal
yang sama berduaan.
Pilihlah peran kalian
masing-masing. Jika
memang suami memiliki
karier yang bagus, bukan berarti Anda harus memilikinya juga. Anda juga bisa dinilai sebagai istri yang berhasil, ketika
anak-anak Anda memiliki prestasi yang
membanggakan, karena
peran ibu yang kuat.
3. Berempati
Tak selamanya
pernikahan berjalan
mulus. Tak selamanya
juga suami Anda dalam
kondisi yang prima di
segala hal. Di saat-saat
sulit, Anda perlu
berempati. Bukan hanya
perasaan Anda saja yang
harus diperhatikan,
namun juga perasaan
suami. Dengan
berempati, Anda bisa
saling mengerti satu sama lain.
Saat sulit dalam
pernikahan pun bisa
terlewati.
4. Mendengarkan
Hal ini mungkin sifatnya
sepele. Namun ingat, tak sedikit kasus keretakan rumah tangga atau perselingkuhan yang disebabkan karena suami merasa 'kesepian'. Ia merasa sang istri tak lagi punya cukup waktu untuk mendengar keluh
kesahnya. Jika tak ingin
hubungan Anda goyah,
mulailah sediakan sedikit
waktu untuk
mendengarkan. Jangan
melulu mendebat suami
Anda. Buka hati dan
pikiran Anda, untuk
mendengar isi hatinya
yang sesungguhnya.
5. Jadikan suami
sebagai 'sandaran'
Jadikan suami sebagai
orang pertama yang
mendengar kesulitan
serta keluh kesah Anda.
Jadikan ia sebagai
sandaran hidup. Pria
manapun akan merasa
bahagia, jika wanita yang
ia cintai membutuhkannya.
6. Lemah lembut
Selalu perlakukan suami
dengan lembut.
Perlakukan ia dengan
hormat. Jangan bersikap
mengejek ataupun
merendahkan,
bagaimanapun
keadaannya. Sisi lemah
lembut seorang istri justru bisa menjadi 'senjata' yang membahagiakan
suami.
7. Berbagi
Berbagi dalam hal ini tak
selalu sifatnya materi.
Berbagi dalam rumah
tangga juga termasuk
berbagi peran, waktu,
perasaan, dan sebagainya.
Ingat, tak ada lagi 'saya'
atau 'dia', kini yang harus
ada dalam pikiran Anda
adalah 'kita'.
8. Menjadi diri sendiri
Jangan pernah 'memakai
topeng' atau
membohongi suami Anda dengan berpura-pura.
Jadilah diri Anda sendiri,
karena sosok itulah yang
memang dicintai oleh
pasangan Anda. Menjadi
lebih baik, bukan berarti
Anda harus mengubah
kepribadian secara utuh.
9. Berbenah Diri
Tak lagi merawat diri
pasca menikah adalah hal yang salah. Anda tetap harus menjaga
penampilan demi menarik perhatian suami. Biarkan
suami merasakan jatuh
cinta terus menerus pada Anda. Jangan sampai
merasa jenuh melihat
dandanan Anda yang
lusuh dan tidak rapi. Bikin ia tertarik pada Anda
seperti pada masa PDKT
dulu.
10. Update Terus
Kehidupan Seksual
Anda
Kehidupan seksual yang
membosankan juga akan mempengaruhi hubungan Anda dan suami. Sebagai
istri tak ada salahnya juga untuk mempelajari
teknik-teknik terbaru
dalam bercinta. Itu juga
merupakan salah satu
cara untuk
memaksimalkan 'service'
Anda pada suami.
SUMBER: DETIK.COM/WOLIPOP
Selasa, 10 Januari 2012
Kiat Esemka Mobil Buatan SMK Dalam Negeri
Mobil rakitan anak bangsa Esemka sudah menjadi buah bibir. detikOto pun berkesempatan melihat mobil ini diproduksi di Solo Techno Park, Jalan Ki Hajar Dewantara Solo.
Mesin Esemka siap dipasang di mobil. Esemka dibuat dengan manual dan tidak dengan mesin press seperti produsen mobil global.
Dibantu guru pembimbing bersiap memasang mesin ke mobil.
Mempersiapkan sasis dan suspensi.
Melakukan pengecekan kondisi mesin.
Sasis mobil siap dipasangi bodi dan mesin.
Ramai-ramai memperhatikan mesin Esemka 1.5i. Mesin ini sudah menggunakan teknologi injeksi.
Seorang siswa dengan mesin bubut. Proses pembuatan bodi Esemka terbilang sulit karena SMKN 2 Surakarta belum memiliki alat press
sumber :detik.com
Robot Penjinak Bom Buatan Indonesia : LIPI
Menteri Negara Riset dan Teknologi (Ristek), Suharna Surapranata bersama Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono dan Kepala LIPI Umar Anggara Jenie mengamati cara kerja mobil robot berlengan Morolipi (Mobil Robot Penjinak Bom LIPI) di Anyer, Banten, 10 Februari 2010. Robot yang diproduksi Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI tersebut dapat digunakan sebagai robot penjinak bom.
Morolipi tidak sekadar bisa berjalan di atas tanah datar saja, tapi dapat naik-turun tangga. Nantinya, mobil robot ini disiapkan sebagai salah satu peralatan militer, sebagai mobil robot yang maju di garda depan kancah pertempuran, robot pengintai, bahkan untuk membantu pasukan anti huru-hara mengatasi kerusuhan.
“Inovasi dan kreasi baru sedang disiapkan oleh para peneliti untuk semakin menyempurnakan kinerja mobil robot yang dioperasikan menggunakan joystick ini,” ujar Dr Eng Estiko Rijanto, peneliti Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Telimek) LIPI.
Terkait masalah harga, Estiko menjamin mobil robot ini bisa lebih murah hingga 50% dibanding mobil robot penjinak bom impor yang kini mencapai harga sekitar Rp1 miliar per unit. “Diupayakan semua onderdil yang dibutuhkan untuk merakit mobil robot yang dikendalikan secara jarak jauh ini bisa didapatkan dari produk lokal,” ujarnya.
Meskipun untuk beberapa komponen tertentu, pihaknya masih harus mengimpor beberapa onderdil, seperti motor listrik dan sabuk bergigi dua muka. Morolipi merupakan prototipe mobil robot penjinak bom yang telah dikembangkan LIPI sejak 2004.
Mobil robot ini dapat dioperasikan dari jarak jauh memakai kabel untuk menjinakkan bom dengan cara memotong kabel listrik rangkaian pemicu ledakan bom. Operator dapat mengoperasikan mobil robot itu dari jarak maksimal 6 km menggunakan joystick dengan cara melihat gambar di monitor komputer yang dikirim oleh video yang terpasang di mobil tersebut.
Prototipe teknologi itu telah didaftarkan hak kekayaan intelektualnya (HKI) dengan nomor pendaftaran paten P00200500585 (17 Oktober 2005) dan pendaftaran paten P00200600696 (30 November 2006). Namun, lanjut dia, dukungan masih diperlukan untuk melakukan penyempurnaan teknis melalui kegiatan penelitian dan pengembangan selama 1–2 tahun ke depan, agar prototipe mobil tersebut siap ditransfer ke industri swasta dan BUMN atau pengguna lainnya, seperti POLRI dan TNI. Morolipi-V.1 yang sudah berhasil dikembangkan tim peneliti LIPI memiliki spesifikasi lebar 1 x 1 meter dengan tinggi 90 cm dan berat 80–100 kg.
Mobil robot ini memiliki dua ruas lengan yang dapat berputar bebas ke lima arah sehingga bisa menekuk. Masing-masing ruas lengan panjang 70 cm dan bisa bergerak 360 derajat. Tinggi Morolipi-V.1 ini mencapai 1,5 meter, dan didukung elemen- elemen kerja berupa artikulator, pengontrol artikulator, kamera biasa, dan inframerah yang akan mengirimkan gambar lapangan secara nirkabel ke operator melalui layar komputer serta gripper sebagai alat penjepit dan pemotong kabel. Rangkaian elektronik penggerak mulai kontak dengan roda penggerak, lengan, kopling elektronika mekanisme melewati tangga, serta pengontrol supervisor untuk memudahkan pengoperasian.
Dalam suatu uji coba Morolipi dapat memotong kabel berukuran 2 mm yang mengalirkan arus listrik itu sebelum sampai ke bahan peledak. Kecepatan robot itu menjinakkan bom sangat tergantung dari kecepatan operator mengendalikannya. Bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan robot, yaitu aki listrik.
Selain memiliki empat roda vespa delapan inci, robot itu juga dilengkapi sabuk roda, yang membantu robot itu menaiki tangga tanpa harus terpeleset. Kecepatan geraknya sama seperti kecepatan jalan manusia, yaitu 3 meter per detik. “Dari jarak 6 km, robot penjinak bom itu bisa dioperasikan. Jarak tersebut cukup aman untuk menjinakkan bom,” ujarnya.
Dalam uji coba menjinakkan bahan peledak, Morolipi terbukti dapat bekerja efektif, yaitu memotong rangkaian kabel berukuran diameter 2 mm yang dapat memicu ledakan sehingga bahan peledak nonaktif.
Setelah sempat terhenti selama dua tahun, 2007-2008, Estiko dan timnya mulai membuat mobil robot generasi kedua, yaitu Morolipi V.2. Pada Morolipi versi ini robot ditingkatkan kemampuannya untuk membawa senjata api. Robot generasi baru ini dapat dikendalikan untuk mendekati dan menembak sasaran. Selain itu, juga akan dilakukan pengembangan ke arah nonmiliter, yaitu melengkapi robot dengan alat pembersih tangki bahan bakar minyak di pelabuhan.
”Morolipi generasi kedua ini akan mengalami perbaikan dalam sistem penggerak rodanya sehingga memungkinkan berjalan lebih mulus dan cepat,” urai Estiko.
Pada tahap berikutnya, Morolipi akan dilengkapi dengan sistem pendeteksi bahan peledak. Hal ini dilakukan dengan merancang sistem mekatronika dan sensor. Dengan serangkaian pengembangan ini, Morolipi dapat menjadi garda depan kancah pertempuran, robot pengintai. Adapun untuk menjaga ketertiban Morolipi dapat membantu pasukan antihuru hara mengatasi kerusuhan.
Menurut dia, untuk mencapai tahap itu diperlukan waktu beberapa tahun lagi sehingga prototipe Morolipi dapat difabrikasi oleh industri dan digunakan oleh berbagai pihak, antara lain Polri dan TNI serta industri manufaktur dan migas.
Pengembangan robot penjinak bom atau mobil robot, baik oleh Endra maupun Estiko, dapat mengurangi ketergantungan pada pihak asing. Pembuatan robot di dalam negeri juga dapat menekan biaya hingga setengahnya dibandingkan impor mobil robot penjinak bom. Harga robot impor bisa mencapai sekitar Rp 1 miliar per unit.
sumber : made in indonesia
Morolipi tidak sekadar bisa berjalan di atas tanah datar saja, tapi dapat naik-turun tangga. Nantinya, mobil robot ini disiapkan sebagai salah satu peralatan militer, sebagai mobil robot yang maju di garda depan kancah pertempuran, robot pengintai, bahkan untuk membantu pasukan anti huru-hara mengatasi kerusuhan.
“Inovasi dan kreasi baru sedang disiapkan oleh para peneliti untuk semakin menyempurnakan kinerja mobil robot yang dioperasikan menggunakan joystick ini,” ujar Dr Eng Estiko Rijanto, peneliti Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Telimek) LIPI.
Terkait masalah harga, Estiko menjamin mobil robot ini bisa lebih murah hingga 50% dibanding mobil robot penjinak bom impor yang kini mencapai harga sekitar Rp1 miliar per unit. “Diupayakan semua onderdil yang dibutuhkan untuk merakit mobil robot yang dikendalikan secara jarak jauh ini bisa didapatkan dari produk lokal,” ujarnya.
Meskipun untuk beberapa komponen tertentu, pihaknya masih harus mengimpor beberapa onderdil, seperti motor listrik dan sabuk bergigi dua muka. Morolipi merupakan prototipe mobil robot penjinak bom yang telah dikembangkan LIPI sejak 2004.
Mobil robot ini dapat dioperasikan dari jarak jauh memakai kabel untuk menjinakkan bom dengan cara memotong kabel listrik rangkaian pemicu ledakan bom. Operator dapat mengoperasikan mobil robot itu dari jarak maksimal 6 km menggunakan joystick dengan cara melihat gambar di monitor komputer yang dikirim oleh video yang terpasang di mobil tersebut.
Prototipe teknologi itu telah didaftarkan hak kekayaan intelektualnya (HKI) dengan nomor pendaftaran paten P00200500585 (17 Oktober 2005) dan pendaftaran paten P00200600696 (30 November 2006). Namun, lanjut dia, dukungan masih diperlukan untuk melakukan penyempurnaan teknis melalui kegiatan penelitian dan pengembangan selama 1–2 tahun ke depan, agar prototipe mobil tersebut siap ditransfer ke industri swasta dan BUMN atau pengguna lainnya, seperti POLRI dan TNI. Morolipi-V.1 yang sudah berhasil dikembangkan tim peneliti LIPI memiliki spesifikasi lebar 1 x 1 meter dengan tinggi 90 cm dan berat 80–100 kg.
Mobil robot ini memiliki dua ruas lengan yang dapat berputar bebas ke lima arah sehingga bisa menekuk. Masing-masing ruas lengan panjang 70 cm dan bisa bergerak 360 derajat. Tinggi Morolipi-V.1 ini mencapai 1,5 meter, dan didukung elemen- elemen kerja berupa artikulator, pengontrol artikulator, kamera biasa, dan inframerah yang akan mengirimkan gambar lapangan secara nirkabel ke operator melalui layar komputer serta gripper sebagai alat penjepit dan pemotong kabel. Rangkaian elektronik penggerak mulai kontak dengan roda penggerak, lengan, kopling elektronika mekanisme melewati tangga, serta pengontrol supervisor untuk memudahkan pengoperasian.
Dalam suatu uji coba Morolipi dapat memotong kabel berukuran 2 mm yang mengalirkan arus listrik itu sebelum sampai ke bahan peledak. Kecepatan robot itu menjinakkan bom sangat tergantung dari kecepatan operator mengendalikannya. Bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan robot, yaitu aki listrik.
Selain memiliki empat roda vespa delapan inci, robot itu juga dilengkapi sabuk roda, yang membantu robot itu menaiki tangga tanpa harus terpeleset. Kecepatan geraknya sama seperti kecepatan jalan manusia, yaitu 3 meter per detik. “Dari jarak 6 km, robot penjinak bom itu bisa dioperasikan. Jarak tersebut cukup aman untuk menjinakkan bom,” ujarnya.
Dalam uji coba menjinakkan bahan peledak, Morolipi terbukti dapat bekerja efektif, yaitu memotong rangkaian kabel berukuran diameter 2 mm yang dapat memicu ledakan sehingga bahan peledak nonaktif.
Setelah sempat terhenti selama dua tahun, 2007-2008, Estiko dan timnya mulai membuat mobil robot generasi kedua, yaitu Morolipi V.2. Pada Morolipi versi ini robot ditingkatkan kemampuannya untuk membawa senjata api. Robot generasi baru ini dapat dikendalikan untuk mendekati dan menembak sasaran. Selain itu, juga akan dilakukan pengembangan ke arah nonmiliter, yaitu melengkapi robot dengan alat pembersih tangki bahan bakar minyak di pelabuhan.
”Morolipi generasi kedua ini akan mengalami perbaikan dalam sistem penggerak rodanya sehingga memungkinkan berjalan lebih mulus dan cepat,” urai Estiko.
Pada tahap berikutnya, Morolipi akan dilengkapi dengan sistem pendeteksi bahan peledak. Hal ini dilakukan dengan merancang sistem mekatronika dan sensor. Dengan serangkaian pengembangan ini, Morolipi dapat menjadi garda depan kancah pertempuran, robot pengintai. Adapun untuk menjaga ketertiban Morolipi dapat membantu pasukan antihuru hara mengatasi kerusuhan.
Menurut dia, untuk mencapai tahap itu diperlukan waktu beberapa tahun lagi sehingga prototipe Morolipi dapat difabrikasi oleh industri dan digunakan oleh berbagai pihak, antara lain Polri dan TNI serta industri manufaktur dan migas.
Pengembangan robot penjinak bom atau mobil robot, baik oleh Endra maupun Estiko, dapat mengurangi ketergantungan pada pihak asing. Pembuatan robot di dalam negeri juga dapat menekan biaya hingga setengahnya dibandingkan impor mobil robot penjinak bom. Harga robot impor bisa mencapai sekitar Rp 1 miliar per unit.
sumber : made in indonesia
Keunggulan Pesawat Tanpa Awak Buatan Indonesia
BPPT-02A Pelatuk (foto: Defense Studies) |
Dari awal hingga pertengahan Desember ini, berbagai media di Tanah Air, baik media cetak maupun elektronik gencar memberitakan pesawat tanpa awak RQ-170 milik Amerika Serikat yang ditembak jatuh di Iran.Di balik jatuhnya pesawat itu, tentunya ada beberapa hal yang patut mendapat perhatian, salah satunya adalah penggunaan teknologi pesawat tanpa awak.
Pesawat tanpa awak yang juga dikenal dengan nama Unmanned Aerial Vehicle (UAV) merupakan wahana terbang yang mampu terbang secara mandiri dan dikendalikan dari jarak jauh melalui remote control untuk melakukan berbagai misi. Di dunia penerbangan, pesawat tanpa awak bukanlah teknologi baru. Sudah banyak negara yang mampu membuatnya sendiri, beberapa di antaranya Malaysia (Aludra), Iran (Karrar), AS (RQ-170 Sentinel) dan Israel (Hermes, Seacher, Heron).
Yang menarik, beberapa tahun silam, Indonesia pernah berkeinginan membeli pesawat tanpa awak dari Israel. Tapi niat itu kemudian diurungkan karena muncul penolakan dari beberapa kalangan. Kemudian pertengahan tahun ini TNI AU juga dikabarkan menjajaki pembelian pesawat tanpa awak buatan Afrika Selatan.
Rencana pembelian itu seakan menegaskan kembali kebutuhan Indonesia akan pesawat tanpa awak. Apalagi secara geografis, Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari ribuan pulau, sehingga membutuhkan wahana terbang yang mampu mendukung pertahanan dan keamanan nasional serta mampu melakukan pemantauan di seluruh wilayah Nusantara, terutama di wilayah yang sulit dijangkau.
Hal itulah yang kemudian mendasari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai lembaga yang bertanggungjawab melaksanakan kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi di Indonesia untuk membuat pesawat tanpa awak. Dalam hal pembuatannya bisa dibilang ahli-ahli anak bangsa yang ada di BPPT sudah jago. Bahkan pesawat tanpa awak buatan lembaga ini tak kalah hebat dan harganya bisa dipastikan lebih murah dari produk sejenis buatan negara lain.
Rencana pembelian itu seakan menegaskan kembali kebutuhan Indonesia akan pesawat tanpa awak. Apalagi secara geografis, Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari ribuan pulau, sehingga membutuhkan wahana terbang yang mampu mendukung pertahanan dan keamanan nasional serta mampu melakukan pemantauan di seluruh wilayah Nusantara, terutama di wilayah yang sulit dijangkau.
Hal itulah yang kemudian mendasari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai lembaga yang bertanggungjawab melaksanakan kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi di Indonesia untuk membuat pesawat tanpa awak. Dalam hal pembuatannya bisa dibilang ahli-ahli anak bangsa yang ada di BPPT sudah jago. Bahkan pesawat tanpa awak buatan lembaga ini tak kalah hebat dan harganya bisa dipastikan lebih murah dari produk sejenis buatan negara lain.
PUNA
Pesawat tanpa awak buatan BPPT itu dikenal sebagai PUNA yang merupakan kependekan dari Pesawat Udara Nir-Awak. PUNA telah dikembangkan sejak tahun 2002. Menurut Annual Report BPPT 2006, pengembangan PUNA dimulai dari pembuatan Target Drone (wahana sasaran tembak) bagi TNI AD. Setelah itu berlanjut dengan pengembangan PUNA double-boom yang disebut ''RUTAV''. Pada kurun waktu tahun 2004-2006, BPPT mengembangkan prototipe PUNA singleboom dengan nama BPPT-01A Wulung.
Wulung memiliki bentuk badan yang ramping dengan sayap di atas (high-wing) dan ekor yang tegak lurus dan membentuk huruf T (T-Tail). Secara teknis, Wulung memiliki panjang badan 3,3 meter dengan tinggi sekitar 1 meter, rentang sayap 6 meter, dan berat maksimum 110 kg. Sebagai sumber tenaga, pesawat tanpa awak ini ditenagai oleh motor dengan kekuatan 20 HP.
Pesawat tanpa awak buatan BPPT itu dikenal sebagai PUNA yang merupakan kependekan dari Pesawat Udara Nir-Awak. PUNA telah dikembangkan sejak tahun 2002. Menurut Annual Report BPPT 2006, pengembangan PUNA dimulai dari pembuatan Target Drone (wahana sasaran tembak) bagi TNI AD. Setelah itu berlanjut dengan pengembangan PUNA double-boom yang disebut ''RUTAV''. Pada kurun waktu tahun 2004-2006, BPPT mengembangkan prototipe PUNA singleboom dengan nama BPPT-01A Wulung.
Wulung memiliki bentuk badan yang ramping dengan sayap di atas (high-wing) dan ekor yang tegak lurus dan membentuk huruf T (T-Tail). Secara teknis, Wulung memiliki panjang badan 3,3 meter dengan tinggi sekitar 1 meter, rentang sayap 6 meter, dan berat maksimum 110 kg. Sebagai sumber tenaga, pesawat tanpa awak ini ditenagai oleh motor dengan kekuatan 20 HP.
Pengembangan PUNA kemudian dilanjutkan dengan pembuatan prototipe BPPT-01B Gagak. Sekilas bentuk badan Wulung dengan Gagak ada persamaan, yaitu bentuk badan kedua pesawat yang ramping. Perbedaan yang paling mencolok terletak pada posisi sayap dan bentuk ekornya. Berbeda dari Wulung, Gagak memiliki sayap yang terletak di bawah badan (low-wing) dengan panjang 7 meter serta ekor berbentuk huruf V (V-Tail). Penggunaan desain ini tak lain ditujukan untuk meningkatkan kelincahan manuver.
Pengembangan PUNA tak hanya berhenti pada BPPT-01A Wulung dan BPPT-01B Gagak, tetapi berlanjut pada desain dan pembuatan prototipe PUNA lainnya, yaitu BPPT-02A Pelatuk, BPPT-02B Laron, BPPT-04 Sriti, dan BPPT-05 Alap-alap.
Banyak Manfaat
Pesawat tanpa awak memiliki keunggulan dibandingkan dengan wahana terbang berawak. Pengoperasian pesawat tanpa awak bisa menghemat anggaran negara karena biaya pengoperasiannya yang lebih murah bila dibandingkan dengan wahana terbang berawak. Selain itu, apabila pesawat jatuh, tidak ada risiko korban jiwa. Hal ini bisa terjadi karena pengoperasiannya dikendalikan dari jarak jauh.
sumber :aviasista
Militer Indonesia Unggul atas Malaysia
Armada KRI menuju pangkalan induk Surabaya selesai mengikuti LATGAB |
Militer Indonesia sejatinya tidaklah lemah seperti yang digambarkan dan diceritakan beberapa kalangan terutama pengamat asbun. TNI selama ini selalu menampilkan posisi low profile demi menjaga stabilitas kawasan dan peran sejarah era konforontasi. Waktu itu dengan kekuatan alutsista seabreg dan semangat tempur tinggi yang dimiliki prajurit TNI bersama sukarelawan, negara tetangga menjadi gerah dan gelisah.
Dengan semangat tak mau tampil high profile, saat ini kekuatan TNI tidak bisa dipandang sebelah mata. Kekuatan angkatan laut Indonesia sangat jauh mengungguli kekuatan tentera laut diraja Malaysia dengan kekuatan armada 3 :1 dimana armada tempur TNI AL punya kekuatan 146 KRI, 375 KAL, 2 kapal selam dan 2 divisi marinir. Sementara TLDM hanya punya 54 KD, 2 kapal selam dan tidak mempunyai pasukan marinir.
TNI AD jangan dikata lagi, punya divisi Kostrad sebagai pasukan pemukul reaksi cepat, pasukan Kodam, Raiders dan Kopassus. Kekuatan darat TNI diperkuat oleh sedikitnya 250.000 tentara yang punya semangat tempur tinggi dan alutsista yang modern, termasuk rudal-rudal jarak pendek buatan dalam negeri. Batalyon-batalyon tempur tersebar di seantero nusantara. Saat ini sedang dibangun satu divisi baru Kostrad untuk mengcover wilayah Indonesia Timur.
Untuk kekuatan Angkatan Udara, Malaysia sedikit lebih unggul dalam jumlah pesawat tempur namun masih kalah dalam jumlah seluruh pesawat yang menunjang operasi udara. Malaysia punya 18 Sukhoi, 10 Mig 29, 8 F18/Hornet, 8 F5E, 16 Hawk, sementara Indonesia memiliki 10 Sukhoi, 10 F16, 12 F5E, 36 Hawk. Untuk pesawat angkut Indonesia punya 27 Hercules dan puluhan pesawat angkut ringan termasuk 16 Heli Super Puma.
Jika melihat renstra TNI ke depan, tidak diragukan lagi pengawal republik ini akan sampai pada kekuatan minimum essential force dalam 4 tahun ke depan. Dari TNI AL sudah disiapkan pembuatan 10 PKR light Fregat kerjasama PAL dan Belanda. Pembuatan 32 Kapal Cepat Rudal buatan dalam negeri, pengadaan sedikitnya 2 kapal selam, modernisasi sistem tempur terhadap 42 KRI combatan dengan memasang rudal Yakhont dan C802. Marinir akan dilengkapi dengan sedikitnya 90 Tank tempur amphibi buatan Rusia BMP-3F dan sudah dipersenjatai dengan rudal Qw3 buatan China.
TNI AU sudah memesan 6 unit Sukhoi, 16 Super Tucano, 8 Heli Cougar, 16 pesawat latih lanjut. Tanpa publikasi luas TNI AU juga akan menambah sedikitnya 12 unit F16 blok 52, bahkan pilotnya sudah berlatih di arizona AS. Untuk pemantauan udara sudah ditambah sedikitnya 3 radar di Indonesia Timur dari Thales, dan berencana menambah lagi sediktinya 4 radar dari jenis yang sama.
Angkatan darat juga berbenah. Kodam Kalbar dihidupkan lagi, puluhan batalyon tempur dibentuk di perbatasan Kalimantan dan NTT. Alutsista diperbanyak secara besar-besaran termasuk roket dan rudal yang mempunyai fungsi strategis. Untuk Kalbar akan ditempatkan sediktinya 80 Main Battle Tank sementara rudal-rudal jarak pendek sudah digelar.
sumber : analisis alutsista TNI
Meja Terbelah 9, Presiden SBY Tak Terganggu
Braakk!! Sesaat setelah potongan marmer yang digunakan Presiden sebagai tempat untuk menandatangani surat pengangkatan Albert sebagai anggota Wantimpres ambruk. Marmer yang ditopang oleh empat kaki yang terbuat dari besi kokoh bercat emas itu pun terpecah menjadi sembilan bagian.
Suara meja yang ambruk memecah keheningan prosesi pemberian ucapan selamat oleh Presiden dan Ibu Negara kepada Albert. Begitu meja tersebut ambruk, pandangan seluruh tamu, termasuk jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II langsung tertuju pada sembilan kepingan marmer tersebut.
Presiden dan Ibu Negara, yang berada sekitar beberapa puluh sentimeter dari meja tersebut, tampak terkejut. Dari sorotan kamera televisi, terlihat ekspresi Presiden yang kaget sekaligus tak nyaman. Tak lama kemudian, sejumlah anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) langsung sigap membereskan pecahan marmer tersebut.
Pecahnya meja marmer ini tak mengganggu prosesi acara kenegaraan tersebut. Tercatat, pecahnya marmer tersebut adalah yang pertama kalinya terjadi pada pemerintahan Presiden Yudhoyono. Tak dapat dijelaskan bagaimana potongan marmer tersebut bisa terjatuh dari meja.
Secara terpisah, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden tak terganggu dengan insiden jatuhnya marmer tersebut. "Presiden tidak terganggu dengan hal tersebut," kata Julian.
sumber: kompas.com
Rabu, 04 Januari 2012
HELIKOPTER TEMPUR BUATAN INDONESIA VERSI BO 105 P
Apabila kita membicarakan helikopter tempur, pastinya tidak akan jauh-jauh dari jenis heli semacam: AH-1 Cobra, AH-64 Apache, atau Agusta A129 Mangusta dan lain-lain, yang mungkin bagi Angkatan Bersenjata Indonesia saat ini masih merupakan barang mewah yang entah kapan bisa di beli. Walau begitu kita masih bisa sedikit lega karena saat ini Angkatan Bersenjata Indonesia sudah bisa unjuk gigi dengan helikopter serbu Mil Mi-35 buatan Rusia, tapi seperti kita ketahui bersama jumlah heli Mil Mi-35 yang ada saat ini masih belum cukup untuk memenuhi standar ideal bagi suatu angkatan bersenjata sebuah negara seluas Indonesia.
Salah satu alternatif untuk memenuhi pengadaan helikopter tempur bagi Angkatan Bersenjata Indonesia adalah dengan memberdayakan helikopter produksi PT DI yaitu helikopter NBO 105 yang di modifikasi menjadi helikopter tempur seperti versi Bo 105P yang bisa di gunakan sebagai Helikopter tempur dengan kemampuan anti tank dengan menggendong rudal HOT ATGMs (Anti Tank Guided Missiles), helikopter model ini sudah di gunakan di negara asalnya Jerman sana dan bahkan sempat dilangsir dua versi yaitu Bo 105P PAH-1 dan Bo 105P PAH-1A1, walaupun saat ini tugas dari heli Bo 105P sudah mulai di ganti oleh heli tempur yang lebih baru yaitu Eurocopter Tiger.
NBO 105 sendiri adalah helikopter ringan , serbaguna , bermesin ganda , yang dibuat oleh PT DI dengan lisensi dari Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB) yang sekarang menjadi bagian dari Eurocopter. Eurocopter hanya memproduksi Bo 105 sampai tahun 1997. Jalur produksi Bo 105 kemudian diganti untuk produksi EC 135. Sedang untuk PT DI produksi NBO 105 masih berlanjut sampai sekarang, namun rata-rata produksi helikopter jenis NBO 105 ini di peruntukan bagi sipil dan POLRI. Ada juga versi militer yang di gunakan oleh TNI Angkatan Darat namun dengan kemampuan terbatas, hanya untuk serang darat dengan di cantoli roket FFAR yang juga buatan dari PT DI.
Salah satu alternatif untuk memenuhi pengadaan helikopter tempur bagi Angkatan Bersenjata Indonesia adalah dengan memberdayakan helikopter produksi PT DI yaitu helikopter NBO 105 yang di modifikasi menjadi helikopter tempur seperti versi Bo 105P yang bisa di gunakan sebagai Helikopter tempur dengan kemampuan anti tank dengan menggendong rudal HOT ATGMs (Anti Tank Guided Missiles), helikopter model ini sudah di gunakan di negara asalnya Jerman sana dan bahkan sempat dilangsir dua versi yaitu Bo 105P PAH-1 dan Bo 105P PAH-1A1, walaupun saat ini tugas dari heli Bo 105P sudah mulai di ganti oleh heli tempur yang lebih baru yaitu Eurocopter Tiger.
NBO 105 sendiri adalah helikopter ringan , serbaguna , bermesin ganda , yang dibuat oleh PT DI dengan lisensi dari Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB) yang sekarang menjadi bagian dari Eurocopter. Eurocopter hanya memproduksi Bo 105 sampai tahun 1997. Jalur produksi Bo 105 kemudian diganti untuk produksi EC 135. Sedang untuk PT DI produksi NBO 105 masih berlanjut sampai sekarang, namun rata-rata produksi helikopter jenis NBO 105 ini di peruntukan bagi sipil dan POLRI. Ada juga versi militer yang di gunakan oleh TNI Angkatan Darat namun dengan kemampuan terbatas, hanya untuk serang darat dengan di cantoli roket FFAR yang juga buatan dari PT DI.
Selasa, 03 Januari 2012
SUT Torpedo Buatan PT. Dirgantara Indonesia
Torpedo merupakan senjata andalan kapal selam dalam suatu pertempuran laut. Kebutuhan akan torpedo akan meningkat bersamaan kedatangan dua buah kapal selam KRI Cakra dan KRI Nanggala dari Jerman. Selain itu torpedo digunakan juga oleh kapal permukaan milik TNI-AL.
Pemerintah pada saat itu, memutuskan untuk memproduksi sendiri torpedo guna memenuhi kebutuhan tersebut. PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) sekarang PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI), ditunjuk sebagai produsen torpedo dalam negeri. Dengan pertimbangan, merupakan perusahaan yang paling siap ditinjau dari sistem, sumber daya manusia, sarana serta prasarananya.
Pada awalnya, direncanakan akan diproduksi 100 buah SUT Torpedo sesuai pesanan Dephan. Hingga saat ini, jumlah tersebut belum terpenuhi karena TNI AL membeli sesuai dengan anggaran yang tersedia setiap tahunnya.
SUT Torpedo dapat ditembakan dari helikopter, seperti NAS 332 Super Puma atau dari pesawat CN-235 MPA.
PT. DI membuat dua varian SUT Torpedo, latihan dan perang. Khusus varian latihan baterai torpedo dapat diisi ulang. Satu kali isi ulang dapat digunakan 10 hingga 15 kali latihan. Sedangkan varian perang tidak ada informasi yang detil dari PT. DI daya tahan baterainya. Akan tetapi umur baterai dapat diperpanjang, jika usia pakainya terlewati.Hal ini membuat usia pakai SUT Torpedo menjadi lebih lama.
Panjang SUT Torpedo dengan kasket 6620 mm, sedangkan tanpa kasket 6150 mm. Berat torpedo varian perang 1413.6 kg, varian latihan 1224 kg. Dengan membawa hulu ledak seberat 225 kg SUT Torpedo mampu mengkaramkan sebuah frigate. Jarak jangkau SUT Torpedo 38 km dengan kemampuan menyelam hingga 100 m.
sumber : majalah militer
Pemerintah pada saat itu, memutuskan untuk memproduksi sendiri torpedo guna memenuhi kebutuhan tersebut. PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) sekarang PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI), ditunjuk sebagai produsen torpedo dalam negeri. Dengan pertimbangan, merupakan perusahaan yang paling siap ditinjau dari sistem, sumber daya manusia, sarana serta prasarananya.
KRI Nanggala
Menggunakan lisensi dari AEG (Allgemeine Elektrizitäts-Gesellschaft, General Electricity Company) Jerman, PT. DI mulai memproduksi SUT (Surface and Underwater Target) Torpedo di Kawasan Produksi V di Pulau Madura. Produksi SUT Torpedo menyerap tenaga kerja sebanyak 399 orang.Pada awalnya, direncanakan akan diproduksi 100 buah SUT Torpedo sesuai pesanan Dephan. Hingga saat ini, jumlah tersebut belum terpenuhi karena TNI AL membeli sesuai dengan anggaran yang tersedia setiap tahunnya.
SUT Torpedo dapat ditembakan dari helikopter, seperti NAS 332 Super Puma atau dari pesawat CN-235 MPA.
PT. DI membuat dua varian SUT Torpedo, latihan dan perang. Khusus varian latihan baterai torpedo dapat diisi ulang. Satu kali isi ulang dapat digunakan 10 hingga 15 kali latihan. Sedangkan varian perang tidak ada informasi yang detil dari PT. DI daya tahan baterainya. Akan tetapi umur baterai dapat diperpanjang, jika usia pakainya terlewati.Hal ini membuat usia pakai SUT Torpedo menjadi lebih lama.
Panjang SUT Torpedo dengan kasket 6620 mm, sedangkan tanpa kasket 6150 mm. Berat torpedo varian perang 1413.6 kg, varian latihan 1224 kg. Dengan membawa hulu ledak seberat 225 kg SUT Torpedo mampu mengkaramkan sebuah frigate. Jarak jangkau SUT Torpedo 38 km dengan kemampuan menyelam hingga 100 m.
sumber : majalah militer
Trimaran Kapal Perang Canggih Buatan Indonesia
trimaran adalah sebuah kapal perang canggih berpeluru kendali butan indonesia, kapal perang ini terbuat dari serat karbon yang ketahanannya 20 kali lebih kuat dibandingkan baja, dengan kecepatan 35 knot dan dipersenjatai peluru kendali yang memiliki jarak tembak 120 kilometer, kapal perang canggih yang merupakan prototipe ini akan segera memperkuat jajaran armada tempur TNI angkatan laut.
Kapal cepat berpeluru kendali itu memiliki panjang keseluruhan 62,53 meter, panjang “water line”, 50,77 meter panjang “water draft” 1,17 meter, bobot mati 53,1 GT, kecepatan maksimum 30 knot, kecepatan jelajah 16 knot, dengan mesin utama 4X marine engines MAN nominal 1.800 PK.
TNI Angkatan Laut memesan empat unit kapal, dan dalam lima bulan mendatang sudah jadi satu kapal perang Trimaran`, sedangkan tiga unit lainnya akan segera dibangun secara bertahap hingga 2014, satu unit kapal “Trimaran” dihargai sekitar Rp114 miliar yang diambil dari APBN 2011.
Trimaran merupakan kapal perang pertama kali yang di buat menggunakan serat kartbon dan jika proyek pengadaan kapal ini berjalan ini merupakan prestasi dan sejarah bagi indonesia dan akan di hak patenkan juga di ekspor keluar negeri.
KRI DEWA RUCI
- Length: 58,27 m
- Width: 9,5 m
- Beam: 9,45 m
- Draft: 4,05 m
- Height: 36,48 m
- Sail area: 1090,50 m²
- Hull: Steel
- Crew: 75
- Year built: 1953
- Flag: Indonesia
Career (Indonesian Navy) | |||||
---|---|---|---|---|---|
Name: | KRI Dewaruci | ||||
Nickname: | KRI Dewaruci | ||||
Status: | Still Operating | ||||
General characteristics | |||||
Class and type: | Tall Ship | ||||
Length: | 58.27 meters | ||||
Beam: | 9.45 meters | ||||
Height: | 36.48 meters |
PARCHIM CLASS CORVETTE TNI AL
Engine | Power | Ships |
---|---|---|
2 x Deutz TBD 620 V16 diesels | 6,000 hp (4.5 MW) | 372, 373, 374, 377, 378, 381 |
2 x MTU 16V 4000 M 90 diesels | 7,300 hp (5.4 MW) | 371, 379, 380, 382, 383,386 |
2 x Caterpillar 3516B diesels | 5,200 hp (3.9 MW) | 355, 376, 384, 385 |
Kapal-kapal
- 16 kapal aktif di TNI AL,yaitu a.l:
- KRI Kapitan Patimura
- KRI Untung Suropati (872)
- KRI Nuku
- KRI Lambung Mangkurat (874)
- KRI Cut Nyak Dien (375)
- KRI Sultan Thaha Syaifuddin (376)
- KRI Sutanto
- KRI Sutedi Senoputra
- KRI Wiratno
- KRI Memet Sastrawiria
- KRI Tjiptadi
- KRI Hasan Basri
- KRI Imam Bonjol (383)
- KRI Pati Unus (384)
- KRI Teuku Umar (385)
- KRI Silas Papare (386)
- 8 kapal aktif di Armada Baltic dari AL Rusia
Karakteristik umum | |
---|---|
Berat benanam: | 793 ton standar 854 ton beban penuh |
Panjang: | 75,2 m (246,7 ft) |
Lebar: | 9,78 m (32,1 ft) |
Draft: | 2,65 m (8,7 ft) |
Tenaga penggerak: | 3 shaft M504 Diesel, 14.250 hp |
Kecepatan: | 24,7 knot |
Jarak tempuh: | 2.100 nm pada 14 knot |
Awak kapal: | 62 orang |
Sensor dan Radar: | Radar MR-302/Strut Curve Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob |
Persenjataan elektronik dan umpan: | Sonar MG-322T Decoy PK-16 decol RL |
Persenjataan: | 2 x SA-N-5 SAM 2 x 57 mm gun (1x2) 2x30mm gun (1x2) atau 1 x AK-630 2 x RBU-6000-peluncur roket anti kapal selam 4 x 400 mm tabung torpedo 60 x ranjau |
Langganan:
Postingan (Atom)