gerakan

gerakan
menanam1

Minggu, 30 Oktober 2011

Perlunya Olahraga Bagi Ibu Hamil

Olahraga aman bagi ibu
hamil dan janinnya. Meski
demikian, jangan harap
ibu hamil akan tetap
langsing. Sebab fitness
ataupun latihan fisik di
rumah tidak akan
mengamankan ibu hamil
dari kenaikan berat
badan.
Dalam kajian yang dilansir
Health24.com, Sabtu
(22/10/2011) ini, tim
peneliti Brazilia yang
dipimpin oleh Simony
Nascimento dari
UNICAMP Medical School
di Campinas merekrut 82
orang perempuan gemuk
yang sudah hamil selama
tiga hingga lima setengah
bulan.
Peneliti membagi para
wanita menjadi dua
kelompok. Kelompok
pertama mengikuti latihan
fisik mingguan dan
mendapatkan konseling
mengenai nutrisi, berat
badan, dan latihan rumah
yang bisa dilakukan setiap
hari. Kelompok lainnya
mendapat perawatan
standar, tetapi tidak
mendapat informasi
tambahan mengenai
latihan fisik.
Hasilnya, sekitar setengah
dari wanita tersebut
mengalami pertambahan
berat badan lebih dari
batas atas yang
direkomendasikan. Rata-
rata peserta penelitian
naik berat badannya 10
sampai 11 kg pada kedua
kelompok.
Para wanita hamil itu
mengalami kenaikan rata-
rata 10 kg ketika
berolahraga dan 36 kg
ketika tidak berolahraga.
Meskipun demikian, para
peneliti mengingatkan
bahwa penemuan ini
didasarkan pada
kelompok kecil dengan
jumlah sampel sebanyak
14 wanita.
“Temuan ini tidak
mengejutkan. Banyak
kajian yang tidak
menunjukkan efektifitas
pencegahan kenaikan
berat badan ketika hamil,
baik dengan diet ataupun
olahraga,” kata Dr Patrick
Catalano, peneliti
pengobatan untuk ibu dan
janin dari Case Western
Reserve University School
of Medicine di Cleveland
yang tidak berpartisipasi
dala penelitian ini.
“Tambahan lagi, wanita
yang mengalami kenaikan
berat badan selama
kehamilan cenderung
mempertahankan berat
badannya itu bahkan
setelah melahirkan.
Memulai latihan atau
program diet pada
pertengahan kehamilan
mungkin tidak akan
berguna jika dibandingkan
intervensi yang sangat dini
pada kehamilan, atau
lebih baik lagi jika
dilakukan sebelumnya,”
kata Catalano.
Praktisi medis
merekomendasikan agar
wanita yang kelebihan
berat badan sebaiknya
mengalami kenaikan berat
badan antara 7 hingga 11
kilogram selama
kehamilan, dan wanita
gemuk mengalami
kenaikan 5 sampai 9
kilogram, lebih rendah
dari jumlah yang
direkomendasikan untuk
wanita dengan berat
badan normal.
Kenaikan berat badan
yang banyak selama
kehamilan akan
meningkatkan
kemungkinan memiliki
bayi yang besar sehingga
membutuhkan operasi
caesar. Hal itu juga
meningkatkan risiko bayi
akan mengalami cacat
lahir atau tumbuh menjadi
gemuk.
Dalam penelitian ini,
mayoritas bayi dilahirkan
melalui bedah caesar,
tetapi tidak ada
perbedaan kondisi
kesehatan saat lahir
didasarkan pada apakah
ibu berolahraga atau
tidak.
Catalano mengatakan
bahwa ketika usia
kehamilan semakin tua,
semakin sulit bagi ibu
hamil untuk tetap
konsisten menjalani
program latihan. Itulah
mengapa mulai
berolahraga dan
perbaikan diet di awal
kehamilan sangatlah
penting.
“Kehamilan bukan
merupakan kondisi yang
mengekang ataupun
memanjakan. Ini
merupakan waktu yang
ideal untuk memodifikasi
perilaku demi kepentingan
ibu dan bayi. Pada
umumnya wanita lebih
rentan untuk mengadopsi
gaya hidup sehat pada
kehamilan karena
kepedulian terhadap anak
yang belum lahir,” kata Dr
Raul Artal, kepala jurusan
kebidanan, ginekologi, dan
kesehatan wanita di Saint
Louis University School of
Medicine yang tidak
terlibat dalam penelitian
ini.
Dr Artal menganggap
kehamilan adalah
kesempatan untuk
mengatasi perilaku tidak
sehat pada ibu hamil. Tim
Nascimento juga
menunjukkan bahwa
perempuan biasanya akan
lebih banyak memiliki
kontak dengan penyedia
layanan kesehatan ketika
sedang hamil.
Para peneliti
merekomendasikan 30
menit latihan fisik dalam
tahap sedang setiap hari
disertai dengan
peregangan dan konseling
gizi untuk ibu hamil yang
kelebihan berat badan
dan obesitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar